Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) turut terdampak padamnya listrik serentak di sebagian wilayah di Jawa.
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengungkapkan, omzet UMKM ambuk hingga 75 persen akibat hal itu.
"Harusnya hari Minggu mereka panen ibarat kata itu waktu ramai kan dan waktunya keluarga cari makan dan seterusnya itu jadi omzet turun 75 persen," sambung dia.
Para pelaku UMKM juga mengalami kerugian terutama bagi pelaku usaha yang menggunakan pendingin atau freezer untuk bahan makannya.
"Itu makanannya rusak tidak bisa terpakai lagi. Itu kan 10 jam lebih, gitu. Jadi sangat merugikan," kata dia.
Saat ditanya berapa estimasi kerugian UMKM akibat padamnya listrik, Ikhsan menyebut angkanya bisa mencapai triliunan rupiah.
Hal ini lantaran banyaknya jumlah UMKM dibeberapa wilayah yang terdampak, terutama di Jakarta dan Jawa Barat.
Pelaku UMKM meminta tiga hal kepada PLN akibat padamnya listrik serentak di sebagian wilayah Jawa. Pertama, memperpanjang waktu bayar listrik pada bulan ini.
Kedua, meminta PLN memberikan diskon tarif listrik. Hal ini dinilai sebagai kompensasi ideal bagi pelaku UMKM yang merugi akibat pemahaman listrik.
Ketiga, pelaku UMKM meminta PLN berbenah diri, terutama dalam hal operasional. PLN diminta punya backup system sehingga kejadian seperti ini tidak terulang.
Baca juga: Omzet Ambruk karena Listrik Padam, Ini 3 Tuntutan Pelaku UMKM ke PLN
Kompensasi Rp 1 triliun
Selain merugikan pelanggan, padamnya listrik bisa juga membuat perusahaan setrum BUMN itu harus menelan kerugian.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Rahardjo Abumanan menyebut potensi opportunity lost PLN bisa lebih dari Rp 90 miliar.
Perkiraan tersebut hilangnya 9.000 MW saat listrik padam. Biasanya beban listrik 22.000 MW, namun akibat listik padam, bebannya hanya 13.000 MW.
Menurut dia, potensi kerugian itu dihitung dari jumlah daya yang hilang dikali dengan lama durasi dan harga tarif listrik.