Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Perang Mata Uang China-AS, Ini Langkah BI

Kompas.com - 06/08/2019, 18:38 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah di pasar spot Bloomberg pada pukul 17.19 WIB terpantau berada di posisi Rp 15.276 per dollar AS.

Angka tersebut lebih lemah 21,5 poin atau 0,15 persen dari sesi penutupan yang berada di posisi 14.255 per dollar AS.

Hal tersebut disebabkan semakin meningkatnya tensi perang dagang antara China dan AS yang memasuki fase baru. Pasalnya, China memutuskan untuk melemahkan nilai tukar mereka di atas level psikologis 7 dollar AS dalam dua hari belakangan.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan, BI telah melakukan langkah antisipatif bila investor asing menjual SBN dan memicu pelemahan rupiah lebih lanjut. Pasalnya, di sesi perdagangan New York kurs, NDF rupiah melesat ke Rp 14.570 per dollar AS pada pembukaan pasar pukul 08.00 WIB.

"Pada pembukaan pasar hari ini, Rupiah dibuka langsung melemah dengan 'gap. yang lebar dari penutupan sebelumnya di Rp 14.250 ke Rp 14.315, yang kemudian kami langsung respon dengan masuk ke pasar spot dan pasar sekunder SBN," ujar dia dalam keterangannya kepada Kompas.com, Selasa (6/8/2019).

Nanang menilai masuknya BI menjadi penting lantaran adanya gejala pelepasan SBN oleh investor asing yang apabila tidak ditahan akan memicu sell off sehingga memukul balik ke tekanan rupiah.

BI membeli SBN dengan masuk ke seri seri SBN yang di lepas asing secara berkelanjutan dalam jumlah signifikan.

"Bagi kami membeli SBN selain untuk menjaga market confidence, juga untuk building stock SBN untuk digunakan dalam operasi Reverse Repo SBN, serta menambah pasokan likuiditas Rupiah ke sektor perbankan secara permanen," ujar dia.

Pasca langkah antisipatif dari BI dijalankan, penjualan SBN oleh asing sudah mereda bahkan sejumlah investor balik badan kembali membeli SBN.

"Kami akan tetap tajam meswapadai dinamika global untuk merespon dalam menjaga stabilitas rupiah," tukas Nanang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com