Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Sektor-Sektor Ini Masih Menjanjikan

Kompas.com - 07/08/2019, 10:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,05 persen pada kuartal II 2019, menurun 0,2 persen dibanding kuartal I 2019.

Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi terendah sejak tahun 2015 dibanding periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.

Pertumbuhan yang melambat ini sebagai dampak buruknya kinerja ekspor akibat perang dagang AS-China, meski di sisi lain konsumsi masyarakat dan investasi masih positif.

Melihat perlambatan tren pertumbuhan, Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menilai sektor konsumer masih tumbuh cukup baik meski banyaknya hambatan global.

Baca : Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Ini Fakta-faktanya

Kuatnya konsumsi masyarakat ini disinyalir terdongkrak dari pengeluaran negara untuk belanja pemilu dan kenaikan gaji pokok Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, dan Kepolisian sebesar 5 persen.

"Namun yang perlu dicermati, apakah konsumsi masih akan tetap kuat dengan kemungkinan harga komoditas diperkirakan masih akan mengalami tekanan pada kuartal - kuartal selanjutnya, dengan perang dagang yang masih berlanjut," kata Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/8/2019).

Ditambah lagi, kata Lucky, pemadaman listrik yang baru saja terjadi di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta juga menjadi penyumbang perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Bila berkepanjangan, tentunya akan berisiko bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga," kata dia.

Sektor Perbankan dan Infrastruktur Masih Menjanjikan

Selain sektor konsumer, Lucky menilai sektor perbankan masih positif. Khususnya perbankan yang memiliki Current Account and Saving Account (CASA) alias dana murah akan lebih diuntungkan, karena beban untuk biaya dana akan turun.

"Perbankan yang memiliki Loan to Deposit Ratio (LDR) tinggi juga akan mendapat dampak positif karena bunga pinjaman masih relatif tinggi," ungkap Lucky.

Sektor infrastruktur terkait telekomunikasi dan konstruksi juga akan diuntungkan. Pasalnya, BI memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter akan terus berlanjut usai memotong suku bunga 5,75 persen dan GWM.

Dengan masih terbukanya penurunan suku bunga lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diperkirakan bisa berada diatas 5,2 persen.

Sektor-sektor yang memiliki utang cukup besar seperti infrastruktur dan telekomunikasi, kaya Lucky, akan mendapat keuntungan beban biaya pinjaman akan turun karena turunnya suku bunga.

"Sektor properti dan otomotif yang sangat sensitif terhadap suku bunga juga akan diuntungkan karena penurunan bunga kredit akan mendongkrak penjualan properti, mobil dan motor," papar Lucky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com