Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Asing di Unicorn Ibarat Gorengan, Bergizi tapi Berkolesterol

Kompas.com - 07/08/2019, 18:41 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Derasnya aliran modal asing ke perusahaan unicorn Indonesia tidak hanya memiliki dampak positif.

Unicorn adalah istilah bagi perusahaan rintisan (startup) yang telah memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS.

Aliran modal yang masuk ke unicorn Indonesia juga memiliki dampak yang negatif terhadap berbagai hal yang terkait dengan ekonomi.

Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Didik J Rachbini. Didik menganalogikan aliran modal asing ke unicorn seperti gorengan.

"Modal seperti ini perlu dicermati, ibarat kita makan gorengan, ada gizinya tetapi kolesterolnya perlu dicermati," ujarnya di acara FGD Kadin, Jakarta, Rabu (7/8/2019).

Baca juga: Empat Perusahaan Unicorn Indonesia Disebut Milik Singapura, Kok Bisa?

Didik yang juga seorang ekonom menegaskan tidak menolak investasi asing di unicorn Indonesia. Sebab, investasi asing juga punya aspek positif antara lain menguatkan nilai tukar rupiah.

Namun di sisi lain, bila modal asing itu sangat dominan dan tidak terkontrol, maka punya potensi sebaliknya. Aliran dividen akan mengalir ke luar negeri sehingga turut membebani neraca pembayaran RI yang sudah defisit.

Selain itu, mengalirnya keuntungan ke luar negeri juga akan membuat permintaan dollar AS meningkat. Akibatnya nilai tukar rupiah bisa melemah.

"Ada risiko yang harus kita terima, dan harus dikompensasi dengan yang lain. Intinya investasi asing di unicorn itu tetap positif tetapi mengandung risiko," kata dia.

Aliran modal asing sendiri terus masuk ke unicorn Indonesia yakni Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.

Modal tersebut berasal dari berbagai investor mulai dari Google, Tencent, Alibaba, hingga Sofbank.

Bahkan Kepala BKPM Thomas Lembong sempat mengamini riset Google-Temasek yang menyebutkan keempat unicorn Indonesia tersebut merupakan perusahaan Singapura, sebelum akhirnya mantan menteri perdagangan itu meralat ucapannya.

Baca juga: Kepala BKPM Ralat Ucapannya soal 4 Unicorn Indonesia Dimiliki Singapura


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com