Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Data Penerima Kompensasi Kebocoran Sumur Minyak di Blok ONWJ

Kompas.com - 08/08/2019, 14:22 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) akan bertanggung jawab atas insiden kebocoran sumur YYA-1 di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang berada di Karawang, Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu.

Karena itu Pertamina akan memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terdampak meluasnya semburan minyak.

"Ini sedang dalam pendataan kami, belum bisa kami share," kata Direktur Utama  PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Meidawati menjelaskan, pihaknya sudah menindaklanjuti itu dengan membentuk tim untuk menentukan alur atau proses pemberian kompensasi. Tim ini terdiri dari PHE, instansi di daerah, dan pejabat desa yang desanya terdampak.

Baca juga: Pertamina Tekan Dampak Kebocoran Sumur Pertamina di Blok ONWJ

Intinya proses ini berjenjang mulai proses pengaduan hingga dicairkan dana kompensasinya. "Kompensasi, kami masih dalam pendataan ada pembentukan tim juga," ujarnya.

Meskipun demikian, Meidawati enggan merinci berapa banyak warga yang terdampak atas kebocoran sumur minyak milik Pertamina tersebut. Begitu juga dengan berapa besaran kompensasi yang diberikan dan dalam bentuk apa.

Sementara itu, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H Samsu menambahkan, pihaknya punya tanggung jawab besar atas kejadian ini. Sehingga, tidak ada alasan tidak memberikan kompensasi kepada mereka yang terdampak ceceran minyak.

"Tentu ini sudah menjadi kewajiban kami," katanya.

Baca juga: Kebocoran Minyak dan Gas, Pertamina Bakal Tutup Permanen Sumur YY-1

Dharmawan mengungkapkan, dana pemberian kompensasi itu akan diambil dari perusahaan. Karena itu, pihaknya tidak ingin ada masyarakat atau elemen terten yang dirugikan karena kejadian ini.

Hingga kini, Pertamina terus berupaya menekan dampak kebocoran sumur YYA-1 di area PHE ONWJ) di pesisir pantai utara Karawang, Jawa Barat.

"Dalam insiden seperti ini jangan ada pihak yang dirugikan. Tapi jangan pulang dengan musibah ini orang mengambil manfaat," jelasnya.

Sebelumnya gelembung gas muncul di sekitar anjungan YY yang dioperasikan PHE ONWJ berawal pada Jumat dini hari, 12 Juli 2019. Hingga akhirnya terus membesar dan meluas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com