Perubahan fundamental tersebut bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada badan usaha dalam mengembangkan infrastruktur gas bumi ke wilayah-wilayah baru. Hal ini sesuai visi pemerintah untuk memberikan keadilan akses energi di Indonesia secara berkelanjutan.
"Diharapkan dengan meningkatnya pemanfaatan gas bumi akan memangkas defisit realisasi pemanfaatan gas domestik, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor migas," imbuh Gigih.
Gigih melanjutkan perubahan tersebut juga bisa menghasilkan multiplier effect dari pemanfaatan gas bumi di seluruh sektor, baik dari kelistrikan, industri, UMKM, transportasi dan rumah tangga.
Lebih lanjut Gigih menegaskan PGN sebagai Sub Holding Gas mempunyai pondasi kokoh untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Fondasi yang dimaksud adalah portofolio infrastruktur jaringan gas lebih dari 9.900 kilometer (km). Kemudian pengelolaan pipa jaringan gas rumah tangga sepanjang lebih dari 3.800 km
Lalu portofolio pengelolaan niaga gas bumi sebesar 919 BBTUD dengan jumlah pelanggan lebih dari 230.000.
"Dengan fondasi itu kami yakin dapat melanjutkan pengembangan infrastruktur sepanjang kurang lebih 565 km pada 2019. Infrastruktur itu terdiri dari pipa transmisi dan distribusi," kata dia.
Baca juga: PGN dan Pertagas Bersinergi, Seperti Apa Perannya?
Bukan hanya melanjutkan pembangunan, Gigih yakin PGN dapat memberikan terobosan dalam menjaga realibilitas pasokan melalui moda transportasi gas bumi berbasis LNG di Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung.
Terobosan lain untuk akselerasi pemanfaatan gas bumi adalah sinergi dengan holding migas dalam melayani kebutuhan energi bagi kilang, pemanfaatan gas bumi untuk program konversi BBM ke BBG di sektor transportasi dan program 4,7 juta pelanggan rumah tangga.
"Sebagai subholding gas, PGN bersama-sama dengan Pertamina sebagai holding BUMN Migas akan selalu menjadi mitra pemerintah dan tools strategic negara untuk mencapai target-target pembangunan infrastruktur dan peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik," pungkas Gigih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.