Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Menteri Era Soeharto Wafat | Wacana PNS Kerja dari Rumah

Kompas.com - 09/08/2019, 06:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel mengenai wafatnya mantan menteri di era pemerintahan Presiden Soeharto, Cosmas Batubara menjadi berita populer di kanal Money Kompas.com, Kamis (8/8/2019) kemarin.

Ada pula artikel mengenai rencana yang digulirkan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) agar pegawai negeri sipil (PNS) dapat kerja dari rumah.

Berikut 5 berita populer Money Kompas.com yang masih layak disimak pagi ini.

1. Mantan Menteri Era Soeharto, Cosmas Batubara Tutup Usia

Mantan menteri era pemerintahan Presiden Soeharto, Cosmas Batubara, tutup usia. Mengutip Kontan.co.id, Kamis (8/8/2019), dalam pesan berita duka tidak dijelaskan sakit yang diderita almarhum sebelum meninggal dunia.

Jenazah akan disemayamkan di kediaman Jalan Cidurian No 3, Cikini, Jakarta Pusat. "Jenazah diperkirakan tiba pukul 10.00," kata keluarga Cosmas.

Sekadar menyegarkan ingatan, Cosmas Batubara merupakan salah satu anggota Partai Golkar yang terbilang aktif. Dia pernah menjabat Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat, Menteri Negara Perumahan Rakyat, dan Menteri Tenaga Kerja. Ketiga jabatan ini dia jabat dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Baca selengkapnya di sini.

2. Kemenpan RB Susun Rencana agar PNS Bisa Kerja dari Rumah

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Kemenpan RB) mengaku sedang membuat rencana agar PNS bisa kerja dari rumah.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi SDM Aparatur Kemenpan RB Setiawan Wangsaatmaja saat menjadi pembicara dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 tentang Evaluasi Reformasi Birokrasi.

"Ciri-ciri ASN 4.0 itu lebih jeli lebih akurat, lebih cepat nanti ada fleksibilitas dalam kerja," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/8/2019).

"Kami sedang rencanakan itu, kerja dari rumah bisa, kerja dari ujung saja juga bisa, nanti diatur bagaimana aturannya," sambungnya.

Baca selengkapnya di sini.

3. China Relakan Pertumbuhan Ekonominya Merosot demi Balas Trump?

China kemungkinan bakal mengambil langkah lebih jauh untuk bisa memenangkan perang dagang.

Dikutip dari CNBC, Kamis (8/8/2019), langkah yang dilakukan China dengan menggunakan yuan sebagai salah satu alat, juga menangguhkan pembelian produk pertanian AS bisa menempatkan bisnis China dalam risiko.

Hal tersebut menjadi indikator seberapa jauh China bersedia mengorbankan perekonomiannya demi mencapai kesepakatan dengan AS yang lebih menguntungkan Negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca selengkapnya di sini.

4. Serikat Pekerja PLN: Masa Perusahaan Mau Menumbalkan Pegawainya?

Desakan dari publik kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk memberikan kompensasi pada pelanggan pasca listrik padam akhir pekan lalu terus mengemuka.

Karena itu, manajemen PLN pun berencana memangkas gaji karyawannya untuk membantu ihal wacana kompensasi.

Ketua Umum Serikat Pekerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) Eko Sumantri menanggapi dengan santai atas wacana tersebut. Pihaknya yakin manajemen atau direksi PLN tidak akan memberatkan para karyawannya.

Baca selengkapnya di sini.

5. PLN: Kami Tak Memotong Gaji, Tapi Bonus Karyawan

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) meralat ucapannya soal pembayaran kompensasi kepada masyarakat yang terdampak pemadaman listrik dengan cara memotong gaji karyawannya.

Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, pihaknya tak akan memotong gaji karyawannya. Namun, pihaknya hanya akan memangkas bonus bagi para karyawannya.

“Mohon maaf saya meluruskan, PLN itu ada bonus setiap pegawai terhadap kinerjanya. Kalau kinerja penjualan tidak tercapai termasuk saya, itu akan terdampak bonusnya. Dan hitunganya 6 bulan, bukan dipotong, pencapaian indeks terkoreksi," ujar Djoko di kantor Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com