Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2019, 06:08 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

Strategi

Di masa pensiun, masukkan dana ini ke obligasi atau deposito. Maka hasilnya adalah Rp 16 juta – Rp 22 juta per bulan atau setara dengan gajinya sekarang.

Kalaupun hasilnya di bawah 10 persen, di saat pensiun nanti masih bisa menikmati penghasilan bulanan belasan juta per bulan.

Tetapi strategi investasi sulit dilakukan jika tidak dilakukan secara konsisten dan dimulai sejak usia 30 tahun. Tapi tidak usah khawatir, karena hitungan tersebut berdasarkan asumsi biaya hidup yang berasal dari gaji terakhir Anda.

“Kenyataanya, biaya hidup di usia sesaat sebelum pensiun mungkin sekitar 50 persen dari gaji karena cicilan sudah lunas dan anak sudah mulai lepas dari tanggung jawab orang tua,” jelas dia.

Baca juga: 8 Jurus Berinvestasi Dana Pensiun dengan Dana Minim

Jadi tetap saja investasi 12 persen dari penghasilan dengan hasil berapapun, maka targetnya adalah dalam kisaran 100 kali sampai 200 kali penghasilan terakhir untuk kemudian diinvestasikan pada obligas negara atau deposito di usia 55 tahun dan returnnya bisa dinikmati sebagaimana menerima gaji bulanan.

Sementara bagi sebagian karyawan juga sudah memiliki iuran Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sekitar 5 persen sampai 7 persen dari gaji. Dengan jumlah itu Anda hanya perlu menambahkan porsi 5 persen hingga 7 persen untuk menggenapkan menjadi 12 persen.

Nantinya strategi investasi ini disesuikan dengan usia. Pada usia 30-an bisa investasikan 80 persen dalam bentuk saham atau reksadana saham dan 20 persen dalam bentuk minim risiko seperti reksa dana pasar uang.

Sedangkan usia 40-an, mulai kurangi saham atau reksadana saham sampai 40 persen dan sisanya 60 persen bisa ditempatkan pada reksadana pasar uang atau reksadana penyertaan terbatas.

Pada usia 50-an, reksadana saham cukup 20 persen dan sisanya 80 persen dalam bentuk reksadana penyertaan terbatas. Adapun usia 55 tahun, 100 persen bisa ditempatkan dalam bentuk obligasi negara atau deposito.

Baca juga: Pemerintah Masih Godok Skema Baru Pensiun PNS

Untuk proteksi kesehatan wajib memiliki BPJS Kesehatan serta asuransi kesehatan tambahan dengan melanjutkan dari tempat kerja sebelumnya. Gozali menilai asuransi jiwa tidak lagi diperlukan sebagai pengganti penghasilan ketika memasuki masa pensiun, tapi lebih berfungsi sebagai dana waris.

Jika mau berbisnis, disarankan paling lambat lima tahun sebelum pensiun. Bisa mulai dengan investasi pada usaha teman, atau pelajari peluang-peluang usaha dan tekuni hobi tertentu yang bisa dikembangkan menjadi usaha.

Memasuki masa pensiun juga dibarengi penyesuaian gaya hidup dengan mengurangi konsumsi dan biaya transportasi secara drastis. Ia menemukan kasus bahwa pada usia 50-an tahun sebagian orang belum memiliki aset investasi. Aset yang mereka pertahankan adalah rumah tinggal.

“Saya sarankan penyesuaian gaya hidup secara ekstrim yaitu jual rumahnya dan tinggal di lingkungan yang lebih kondusif untuk menikmati masa pensiun. Sisa dananya bisa untuk dana pensiun yang 200 kali biaya hidup tadi,” tambahnya.

Penyesuaian gaya hidup, terutama konsumsi dan tempat tinggal bukan hanya melihat faktor biaya saja, tapi juga kesehatan. Untuk menjaga kesehatan di masa pensiun, sebaiknya tetap miliki aktivitas rutin agar tidak mudah stress dan sakit-sakitan. Bisa melakukan aktivitas sosial, keagamaan atau hobi.

Misalnya pindah rumah untuk menekuni hobi beternak dan bertani, maka tidak ada salahnya membeli rumah di desa dengan tanah yang luas atau komplek perumahan yang dihuni oleh orang-orang seumuran.

Dapat juga pindah dari kota besar pindah ke kota kecil yang kondisinya tidak terlalu sibuk, lebih rendah polusi dan biaya hidup lebih rendah. (Ferrika Sari)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Menghitung dana pensiun, berapa yang diperlukan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com