Laba Anjlok, Saudi Aramco Masih Perusahaan Paling Menguntungkan di Dunia

LONDON, KOMPAS.com - Turunnya harga minyak dunia membuat laba bersih Saudi Aramco pada semester I-2019 melorot 12 persen menjadi 46,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 656,6 triliun (kurs RP 14.000 per dollar AS).

Angka ini turun dibandingkan pencapaian semester sebelumnya yang mencapai 53 miliar dollar AS (Rp 742 triliun).

Meski demikian BUMN Arab Saudi bisa membayar deviden sebesar 46,4 miliar dollar AS kepada pemerintah, termasuk dividen khusus sebesar 20 miliar dollar AS. Pembayaran dividen ini naik dari 32 miliar dollar AS dibanding tahun 2018.

Baca juga: Investasi China ke Arab Saudi Melonjak 100 Persen pada Semester I 2019

"Meskipun harga minyak lebih rendah selama paruh pertama 2019, kami terus menghasilkan pendapatan yang solid dan cash flow yang kuat, didukung oleh kinerja operasional yang konsisten disertai manajemen biaya disiplin fiskal," kata President dan Chief Executive Saudi Aramco Amin Nasser dikutip CNN, Selasa (13/8/2019).

Selain itu, Saudi Aramco berhasil mempertahankan statusnya sebagai perusahaan paling menguntungkan di dunia melampaui Apple, Exxon Mobil, dan Royal Dutch Shell.

Sebagai perbandingan, Apple Inc meraup laba bersih 31,5 miliar dollar AS. Sedangkan laba bersih Exxon Mobil sekitar 5,5 miliar dollar AS, sementara Royal Dutch Shell 8,8 miliar dollar AS.

Baca juga: Aramco, Raksasa Minyak Arab Saudi, Siap Melantai di Bursa

Adapun arus kas bebas naik 6,7 persen menjadi 38 miliar dollar AS. Arus kas ini diyakini akan menjadi pendorong Aramco bervaluasi 2 triliun dollar AS.

Saudi Aramco juga mampu memproduksi rata-rata 10 juta barel minyak mentah per hari, memberikan pengiriman hampir 100 persen pada kebutuhan pelanggan untuk minyak dan produk olahan.