Prospek perekonomian Negeri Singa tersebut kian meredup dalam beberapa bulan terakhir. Sebab, AS dan China, dua mitra dagang terbesarnya, terus meningkatkan ketegangan perdagangan. Hal tersebut kian meningkatkan potensi resesi di Singapura yang bakal memungkinkan adanya peningkatan pengangguran.
"Terhadap latar belakang makroekonomi eksternal yang menantang ini, dan penurunan dalam siklus elektronik global, ekonomi Singapura kemungkinan akan terus menghadapi angin sakal yang kuat untuk sisa tahun ini," ujar Kementerian Perdagangan dan Industri setempat dalam sebuah pernyataan.
Wakil Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura untuk kebijakan ekonomi Edeard Robinson mengatakan, kebijakan moneter tetap tidak berubah dan bank sentral pun tidak mempertimbangkan mengadakan pertemuan kebijakan off-cycle.
Dalam pidato Hari Kemerdekaan pekan lalu, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan pemerintah bersedia untuk merangsang ekonomi jika diperlukan.
Baca juga: Perang Dagang AS-China Kian Panas, Ini Saran untuk Investor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.