Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tunda Tarif Baru Untuk Beberapa Produk Yang Diimpor dari China

Kompas.com - 14/08/2019, 07:39 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber BBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk menunda menerapkan tarif untuk beberapa produk impor asal China hingga 15 Desember 2019.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donlad Trump menginginkan penerapan tarif impor baru bisa diberlakukan pada awal September tahun ini.

Seperti dikutip dari BBC, Rabu (14/8/2019), beberapa produk impor tersebut di antaranya adalah handphone, laptop, konsol video game, monitor komputer, dan beberapa jenis alas kaki dan pakaian.

Berita mengejutkan dari Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) ini membuat saham Apple melonjak hingga 5 persen pada perdagangan Selasa (13/4/2019).

Adapun produk lainnya yang bakal dikenai tarif sebesar 10 persen tetap diberlakukan sesuai rencana pada 1 September mendatang.

Dalam sebuah sesi wawancara, Presiden Trump mengatakan, penundaan penerapan tarif dimaksudkan untuk menghindarkan konsumen AS agar tidak terdampak pada perayaan Natal tahun ini.

Adapun pengumuman yang dilakukan oleh USTR tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Liu He diketahui telah menghubingi pejabat setempat.

Baca: Tiga Negara Ini Dapat Berkah dari Perang Dagang, RI Perlu Berbenah

Investor teknologi menyambut berita baik tersembut, mendorong indeks saham chip naik 2,8 persen.

Harga saham ritel dan saham industri juga naik, dengan General Electric naik 4,4 persen. Tepat setelah tengah hari di Wall Street, tiga indeks saham utama naik hampir 2 persen.

Sebelumnya, Presiden Trump pada 1 Agustus 2019 menyatakan bakal memberlakukan tarif sebesar 10 persen untuk 300 miliar dollar AS produk impor asal China. Sebab, menurutnya, China tidak menepati janji mereka untuk membeli produk pertanian Negeri Paman Sam tersebut.

Secara personal dirinya pun mengkritik Presiden Xi Jinping yang dia anggap telah gagal untuk membendung penjualan fentanyl opioid sintetis di tengah krisis overdosis opioid di AS.

Namun dalam sebuah tweet pada hari Selasa, Trump mengisyaratkan bahwa ia mengharapkan sesuatu sebagai imbalan, dirinya berharap China yang tadinya memutuskan untuk tidak membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar bisa berubah.

Pengumuman oleh Perwakilan Perdagangan tersebut muncul di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang perlambatan ekonomi global.

Sebelumnya, Goldman Sachs sempat menyatakan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan China dikhawatirkan bakal membawa perekonomian dunia ke arah resesi.

Walaupun demikian, beberapa analis menilai penundaan penerapan tarif bukan berarti perang dagang antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut telah usai.

"Tampaknya penurunan dalam ketegangan yang sedang berlangsung mungkin merupakan penangguhan hukuman sementara. Hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia akan tetap diperdebatkan, diselingi dengan langkah-langkah sesekali menuju kompromi," ujar Associate Managing Director Moody's Elena Duggar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com