Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Bank Digital Terbesar Asia Tenggara, Ini yang Dilakukan DBS

Kompas.com - 14/08/2019, 22:48 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah maraknya disrupsi oleh tenologi finansial, DBS menjadi salah satu bank di kawasan Asia Tenggara yang berhasil melakukan proses transformasi dalam mengembangkan layanan perbankan digital.

Managing Director sekaligus Head of Consumer Banking and Big Data Analytics Technology DBS Soh Siew Choo mengungkapan, terdapat tiga hal yang dilakukan oleh DBS dalam prosesnya menjadi sebuah bank digital, yaitu mengubah arsitektur perbankan secara srtruktural, mengadopsi kultur kerja start up, dan lebih berorientasi pada nasabah.

"Untuk mengubah sistem secara menyeluruh, sebagai sebuah bank yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, kami memiliki banyak sekali sistem dan harus secara sukarela diubah agar lebih agile, tak hanya sistem front-end saja, tetapi juga back-end," ujar dia pada IBM Think di Singapura, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Masa Depan Perbankan Menuju Digital Banking

Hal terseulit dalam melakukan transformasi adalah mengubah kultur perusahaan. Choo mengatakan, pihaknya memastikan DBS mengadopsi kultur perusahaan rintisan (startup) sehingga sistem operasional bank baik dari segi layanan maupun internal perusahaan bisa lebih gesit dan tidak ragu untuk melakukan banyak eksperimen.

"Kami harus belajar untuk tidak takut melakukan kesalahan. Ketika kami kerap melakukan kesalahan dengan cepat, maka kami akan bisa belajar dengan cepat pula. Itulah kultur yang ingin kita adopsi ke seluruh sistem bank kita," ujar dia.

Yang terakhir, Choo mengatakan, DBS tengah berupaya untuk lebih berorientasi pada pengalaman transaksi nasabah. Sehingga setiap layanan yang diberikan bisa sesuai dengan ekspektasi nasabah.

Baca juga: McKinsey: Adopsi Digital Banking Indonesia Tercepat di Asia

Dia menyebut, dalam proses transformasi menjadi sebuah perusahaan digital, DBS pun terus meningkatkan sumber daya manusianya sehingga bisa memanfaatkan dan menggunakan data serta kecerdasan buatan secara efektif.

"Kami benar-benar berupaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk menggunakan data dan artificial inteligence. Evolusi arsitektur perusahaan tidak akan pernah berhenti dan akan kian rumit setiap harinya," ujar Choo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com