Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Kapal RS Terapung untuk Layani Masyarakat Kepulauan Terpencil

Kompas.com - 15/08/2019, 21:13 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pengoperasian Kapal Rumah Sakit (RS) Terapung ialah untuk melayani masyarakat di kepulauan terpencil yang ada di peraian Sumenep dan sekitarnya.

Menhub melepas pengoperasian secara simbolis Kapal RS Terapung KM Gandha Nusantara 1 dan 2 di Pelabuhan Kalianget Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur, Kamis (15/8/2019).

"Apa yang dilakukan ini tentunya menjadi bagian dari visi dan misi Presiden yaitu untuk mewujudkan konektivitas. Artinya menghubungkan pulau-pulau di Indonesia termasuk Madura di dalamnya," kata Menhub dalam keterangannya diterima Kompas.com.

Menhub mengatakan, kehadiran transportasi publik ini akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di pulau-pulau terpencil itu, terwujud kesejahteraan yang sama baik serta layanan kesehatan.

Baca juga: Menhub Akan Resmikan Kapal Rumah Sakit Terapung di Sumenep

Ide kapal RS terapung ini sendiri adalah bagaimana sebuah kapal tidak hanya mempunyai fungsi transportasi, namun juga dapat berfungsi sebagai rumah sakit.

"Angkutan ini memang tidak bisa 24 jam, mereka biasanya jalan pagi dan sore hari bisa difungsikan. Jadi pagi-pagi mereka berjalan dua, tiga sampai empat jam. Siang hari dikala ombak tinggi, mereka berlabuh di pulau-pulau kecil itu. Dan di situ lah fungsi rumah sakit itu berjalan," ungkapnya.

"Selama perjalanan itu, kita ada 30 penumpang yang ada di sana, paling tidak ada suatu interaksi antara dokter dan masyarakat. Terjadilah penyuluhan dan sebagai kapal rumah sakit kita mendapatkan bantuan dari para pihak, juga dilengkapi dengan kamar operasi," tambah dia.

Menhub mengungkapkan, kapal-kapal di Jawa Timur ini akan menjadi pilot project bagi daerah-daerah lainnya dimana difungsikan kapal rumah sakit yang juga punya fungsi transportasi.

Dipilihnya Jawa Timur sebagai pilot project pengoperasian kapal RS Terapung, karena merupakan provinsi yang sangat kompeten.

"Setelah Jawa Timur kita akan ke Jawa Tengah. Kita pelajari, nanti pasti ada plus minusnya, kalau ada kekurangan baru kita lengkapi apakah fasilitas, waktu, nahkoda, dokter dan sebagainya. Setelah ini kita ke Jawa Tengah dulu ya, baru nanti kita lihat berapa pulau yang lain," imbuhnya.

Menhub Budi merasa senang dengan adanya kolaborasi yang dilakukan. Karena menurutnya tidak mudah berkolaborasi dan berkoordinasi menjadikan sesuatu produk yang sangat berguna bagi masyarakat.

"Jadi ada fungsi-fungsi lain yang bermanfaat. Yang tadinya dokter itu adanya di kota Surabaya, kini sampai pulau-pulau terpencil dan menjadi keseharian mereka. Apabila ini menjadi keseharian mereka ada suatu konsen mereka tentang pendidikan. Dan bersamaan dengan itu juga kita menitipkan bagaimana fungsi-fungsi konektivitas ini bisa disampaikan kepada masyarakat jadi memang kolaborasi antar profesi ini bisa berjalan dengan baik," lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Nilla F. Moeloek menyampaikan, bahwa kerja sama ini adalah kerja sama yang efektif dan efisien. Sebab, Kemenhub punya kapal sedangkan Kemenkes punya puskesmas atau posyandu di kepulauan.

"Ini uji coba yang sangat luar biasa. Menurut saya ini baik mudah-mudahan akan lebih bagus lagi," kata Menkes dalam kesempatan yang sama.

Pelepasan Kapal Rumah Sakit (RS) Terapung ini dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatangan MoU dan perjanjian kerja sama antara Kemenhub, Kemenkes dan Pemerintah Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com