Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ribuan Sawah di Lebak Kering, Kementan Galakkan Asuransi Pertanian

Kompas.com - 16/08/2019, 08:00 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com – Terkait hadirnya musim kemarau panjang, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai usaha dalam mengatasi kekeringan.
Salah satunya adalah menggalakkan program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) bagi para petani.

Asal tahu saja, musim kemarau kali ini telah menyebabkan ribuan sawah mengalami puso. Hal ini pula yang dialami petani di Kabupaten Lebak.

Mereka gagal panen dan hanya bisa meratapi sawah mereka yang kering. Kekeringan akibat kemarau panjang ini berlangsung sejak Juni 2019. Akibatnya debit air irigasi menurun drastis.

Baca juga: Subsidi Asuransi Pertanian, Kementan Kucurkan Rp 163 Miliar

Berdasarkan data di Posko Kekeringan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tercatat seluas 2.247 ha lahan mengalami kekeringan dan terdiri dari seluas 1.538 ha terdampak kategori ringan.

Lalu, seluas 434 ha terdampak sedang dan seluas 282 ha terkena kekeringan berat. Sedangkan, angka tanam hingga Juli 2019 seluas 8.838 ha.

Pentingnya asuransi

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, AUTP sangatlah penting bagi petani. Pasalnya, manfaat asuransi ini bisa dirasakan pada kala musim kering seperti saat ini.

"Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah, jadi hanya Rp 36.000 per hektar (ha) dari aslinya Rp 180.000. Sayang sekali kalau petani tidak ikut. Karena jika mereka gagal panen, ‘kan ada uang yang akan cair sebesar Rp 6 juta per ha," ujarnya melalui rilis tertulis, Kamis (15/8/2019).

Mendapati banyak petani Lebak yang belum ikut AUTP, Sarwo Edhy pun meminta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna untuk rajin mensosialisasikan AUTP kepada para petani.

"Tolong AUTP ini terus disosialisasikan kepada petani di sini karena sangat bermanfaat. Tolong ya pak Kepala Dinas," kata Sarwo Edhy.

Baca juga: Gagal Panen, Petani di Karawang Tak Merugi Berkat Asuransi Pertanian

Menanggapi permintaan Dirjen PSP, Dede pun berjanji untuk lebih intens lagi mensosialisasikan AUTP kepada para petani di Lebak.

Ia mengakui masih banyak petani Lebak yang belum tergabung dalam asuransi pertanian yang bekerja sama dengan Jasindo itu.

"Ya ke depan kami berharap para petani di Lebak ikut semua dalam AUTP ini sehingga di saat musim kering dan gagal panen petani bisa mendapatkan manfaat dari AUTP," kata Dede.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengimbau petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) agar lahannya aman bila terjadi kekeringan akibat kemarau panjang.Dok. Humas Kementan Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengimbau petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) agar lahannya aman bila terjadi kekeringan akibat kemarau panjang.

Membuka cabang

Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan sosialisasi AUTP kepada petani Lebak, Direktur Pembiayaan Kementan Indah Megawati menyarankan agar Jasindo sebagai rekanan turut membuka anak cabang di Lebak.

"Karena selama ini ‘kan kantor cabangnya baru ada di Serang. Jadi memang cukup jauh. Saya rasa kalau ada anak cabang di Lebak akan lebih mudah baik sosialisasi maupun pelayanan," kata Indah.

Menurut Indah, jika petani atau kelompok tani yang di awal musim telah terdaftar dalam program AUTP bisa mengajukan klaim saat padinya puso atau gagal panen akibat bencana kekeringan.

Baca juga: Untungkan Petani, Kementan Terus Genjot Program Asuransi Pertanian

Upaya penanggulangan gagal panen akibat bencana kekeringan sebenarnya sudah dilakukan oleh Kementan.

Seperti menginformasikan kepada para petani terkait iklim berdasar pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kemudian, memberikan rekomendasi budidaya tanaman seperti penggunaan varietas toleran kekeringan.

Imbauan lain

Selain itu, ditambahkannya, Kementan juga meminta petani mengikuti pola tanam yang telah ditetapkan. Termasuk meminta petani untuk menggunakan pupuk organic, sebab akan meningkatkan daya ikat air dalam tanah.

Sarwo Edhy mengatakan, guna mencegah semakin luasnya lahan pertanian yang terkena kekeringan dan puso, pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.

Baca juga: Selain Padi, Kementan Upayakan Cabai dan Bawang Dilindungi Asuransi Pertanian 

Mulai dari pemerintah daerah dan TNI untuk memetakan kebutuhan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dan pemanfaatan sumber air yang harus dibangun.

"Sekarang kami sudah banyak membangun sumber air. Baik itu sumur dangkal, embung, dan damparit. Kami juga telah melakukan program pompanisasi sehingga diharapkan kekeringan untuk tahun ini bisa teratasi," kata Sarwo Edhy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com