Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kreatif Punya Kontribusi pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 16/08/2019, 20:41 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Corporate Vice President (VP) Marketing TACO Group, Satria Utama, menilai industri kreatif punya andil dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, industri ini harus dukung agar dapat terus berkembang.

"Kita ingin memajukan industri kreatif Indonesia untuk berkontribusi lebih buat bangsa Indonesia," kata Satria ditemui di Senayan City, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Menurut Satria, sejauh ini pertumbuhan industri kreatif cukup tinggi dan menunjukkan tren positif. Namun demikian, masih banyak pihaknya atau pelaku industri yang belum muncul untuk memanfaatkan momentum tersbut. Bahkan, jumlah pelaku industri kreatif di Tanah Air masih kalah dengan negara lain.

"Pertumbuhan ekonomi kreatif cukup tinggi, tapi pelakunya belum banyak, kita ingin menginspirasi semua orang untuk bisa partisipasi di industri kreatif," imbuhnya.

Dia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung industri kreatif di Indonesia, salah satunya lewat pameran "Karya Kita" yang bekerja sama dengan Senayan City. Taco berperan menyediakan bahan baku atau material hingga proses pengerjaannya.

Baca juga : Bekraf Targetkan Ekonomi Kreatif Bisa Sumbang Rp 1.200 Triliun ke PDB

Minimnya pelaku industri dinilai dipengaruhi beberapa faktor, mulai pendidikan, minat dan lainnya. Pemerintah pun dinilai sudah tepat mendukung kemajuan dan perkembangan industri kreatif selama ini lewat sejumlah program.

"Bayak faktor yang harus terlibat, pendidikan, pendidikan seni masih kurang lah, tapi enggak mesti pendidikan juga," ungkapnya.

"Bangsa kita ini kaya akan inspirasi, saya berharap mereka pede untuk mencoba, memulai berkarya dan kita bisa lihat karyanya ini bukan hanya di Indonesia saja, ini juga sudah dia akui dunia. Jadi teruslah berkarya dan terus menginspirasi dunia," sambungnya.

Potensi besar

Sebelumnya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menuturkan, potensi ekonomi kreatif untuk berkembang di Indonesia besar. Dia mengungkapkan selama ini ada tiga subsektor utama pertumbuhan ekonomi kreatif di Indoensia.

“Tiga subsektor utama yang menopang ekonomi kreatif di Indonesia yakni kuliner, fashion dan kriya. Subsektor ekonomi kreatif lain yang pertumbuhan bagus antara lain film animasi dan video, desain komunikasi visual, serta aplikasi dan pengembangan game,” ujar Triawan saat konferensi pers World Conference on Creative Ekonomi (WCCE) 2018 di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Karena makin masifnya pertumbuhan sektor ekonomi kreatif saat ini, oleh karenanya tak bisa dipandang sebelah mata potensi yang ada di Indonesia.

“Hal itu karena kita punya semua, keberagaman. Tak hanya sumber daya alam (SDA) tapi potensi sumber daya manusia (SDM) pun masih bisa dikembangkan,” ujar Triawan.

Di Indonesia, sektor ekonomi kreatif telah berkembang pesat. Pada 2017 misalnya, sektor ini menyumbang Rp 990 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 17,4 persen dan tahun ini diproyeksikan menyumbang PDB sebesar Rp 1.041 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 18,2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com