Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanian untuk Semua Orang, Startup TaniGroup Gandeng IPB

Kompas.com - 19/08/2019, 09:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Agritech startup TaniGroup yang menaungi e-commerce platform pertanian TaniHub dan penyedia layanan peer-to-peer lending TaniFund menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendukung pembangunan pertanian Indonesia.

Hal tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) oleh CEO dan Co-Founder TaniGroup Ivan Arie Sustiawan dan Rektor IPB Dr. Arif Satria, SP, M.Si di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jumat (16/8/2019).

CEO TaniGroup Ivan menyebut, pihaknya melihat kolaborasi ini penting untuk dilakukan karena berbagai permasalahan di sektor pertanian Indonesia sangat mendesak untuk dipecahkan.

“Penandatanganan MoU dengan IPB adalah bukti dari komitmen kami untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka mendukung pertanian Indonesia. TaniHub dan TaniFund berangkat dari semangat ‘Agriculture for Everyone’, sebuah visi untuk membuka akses seluas-luasnya bagi petani dan masyarakat umum untuk saling bahu-membahu meningkatkan kesejahteraan bersama dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar Ivan dalam siaran persnya.

Baca juga: Ketika Daya Beli Petani di Pedesaan Meningkat

Dia menyebut, kolaborasi dengan banyak pihak menjadi penting karena tidak mungkin pihaknya melakukan upaya itu sendiri.

“Kerja sama dengan berbagai pihak diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas kami dalam menciptakan dampak sosial, yang adalah salah satu pilar TaniGroup,” katanya.

Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap perekonomian Indonesia, namun banyak petani lokal belum dapat menikmati hasil yang adil atas jerih payah mereka. Meskipun Indonesia adalah negara agraris, tingkat kesejahteraan petani masih rendah karena berbagai permasalahan.

Menurut data yang diolah TaniGroup (TaniHub & TaniFund) dari berbagai sumber, mayoritas dari total 35 juta petani di Indonesia adalah smallholder farmers, yaitu petani yang memiliki ukuran lahan tidak lebih dari 0,3 hektar.

Pada umumnya, petani lokal masih menggunakan teknologi sederhana dalam bekerja dan 61 persen dari mereka berusia di atas 45 tahun. Para petani lokal juga seringkali menemui kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya, sehingga harus bergantung pada middlemen atau perantara untuk dapat melakukan itu.

Ketergantungan pada middlemen ini membuat rantai pasok (supply chain) di pertanian sangat panjang, yang mengakibatkan harga yang diterima petani dari penjualan hasil panennya sangat jauh berbeda dengan harga yang dibayar konsumen (end user).

TaniHub lanjut dia, melihat berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan cara menyederhanakan rantai pasok (supply chain) di pertanian melalui inovasi dalam teknologi informasi.

"Didirikan pada pertengahan 2016, usaha rintisan ini memantapkan konsepnya sebagai e-commerce dan melakukan transaksi untuk pertama kalinya di bulan November pada tahun yang sama," sebutnya.

Baca juga: Kementan: Kami Ingin Petani Sejahtera

Kemudian, para pendiri TaniHub menemukan permasalahan lainnya yang dihadapi oleh para petani Indonesia: akses keuangan. Sebab itulah TaniFund lahir untuk menjawab kebutuhan petani untuk pendanaan usaha taninya.

“Kami menyadari bahwa kesejahteraan hidup petani hanya dapat ditingkatkan jika upaya perubahan dilakukan dari berbagai sisi dan tidak terbatas pada supply chain saja. Oleh karena itu, pada awal 2017, kami mendirikan TaniFund; sebuah crowdfunding platform yang menyalurkan pendanaan dari lender kepada para borrower, dalam hal ini adalah petani,” ucap Ivan.

Sementara Rektor IPB Arif Satria mengatakan, kolaboras merupakan solusi untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 yang penuh ketidakpastian.

"Kolaborasi menjadi jawaban bagi setiap organisasi agar mampu bergerak lincah menghadapi berbagai tantangan, termasuk IPB sebagai institusi pendidikan tinggi negeri terkemuka. Kami terus mendorong kolaborasi dengan pelaku industri, termasuk perusahaan startup seperti TaniGroup, untuk bersama-sama menghadirkan teknologi 4.0 ke dalam pembangunan pertanian, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," paparanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com