Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ansari Kadir, dari Bangkrut hingga Menjalankan Bisnis Bersama Kaesang

Kompas.com - 20/08/2019, 19:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO dan Co-Founder PT Sang Khadir Indonesia, Ansari Kadir, mengaku tak mengenal anak ketiga Presiden RI, Kaesang Pangarep, saat mulai merintis usaha Sang Pisang.

Presiden Jokowi pun tidak tahu jika Kaesang, putranya, tengah merintis bisnis pisang.

Pria yang kerap disapa Ari ini bercerita, awal mula bertemu Kaesang berkat proposal bisnisnya yang dia sebar di sebuah komunitas bisnis usai semua usahanya bangkrut.

Kaesang tertarik dengan proposal Ari.

Keduanya lantas bertemu untuk membicarakan rencana bisnis itu lebih lanjut.

Mulanya, Ari tidak mengenali Kaesang sebagai anak Presiden Jokowi.

Saat pertemuan kedua yang telah disepakati, Ari baru menyadari sosok Kaesang.

Itu pun saat Kaesang menyebut nama lengkapnya.

"Saat pertemuan kedua, saya baru sadar itu anaknya Pak Jokowi. Itu pun saat dia menyebut namanya Kaesang, rasanya enggak asing. Pas saya googling ternyata Kaesang Pangarep," kata Ari saat berkunjung ke Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa (20/8/2019). 

Baca : Pengusaha Plafon Ini Sukses Berbisnis setelah 27 Kali Gagal

Saya tanya, "Kamu anaknya Pak Presiden?"

Kaesang membenarkan," tambahnya sambil tertawa.

Mulai dari pertemuan itu, Ari mulai merintis usaha bersama Kaesang. Mulai dari percobaan, survei, membangun relasi, research, development, hingga membangun toko pertama tanpa menggunakan label "Anak Presiden"-nya Kaesang.

"Orang bilang karena bapaknya jadi Presiden, bisnisnya jadi jalan. Padahal enggak. Saya bareng dia itu dari tahun 2017 angkat-angkat pisang dari pasar bareng-bareng. Pak Jokowi itu justru enggak tau awalnya Kaesang bangun Sang Pisang," ungkap Ari.

Menurut Ari, Kaesang mau membangun bisnis bersamanya karena putra Presiden Jokowi itu percaya pada perjuangannya selama ini.

Terlebih, Ari punya pengalaman di bidang sales dan marketing yang banyak meraih penghargaan di tempat dia bekerja dulu.

Karena keahliannya, Ari cepat naik jabatan.

Hingga saat ini, karyawan Sang Pisang telah berjumlah lebih dari 1.000 orang dengan  73 toko. Penjualan tertinggi berada di Malang, Bali, dan Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com