JAKARTA, KOMPAS.com - Perbankan syariah dianggap belum bisa mendukung kegiatan di industri halal. Padahal keberadaannya diharapkan bisa berjalan bersama industri halal.
Menurut Direktur Eksektutif Indonesia Halal Watch Ikhsan Abdullah, industri halal mengalami kesulitan berkembang dikarenakan pengembangannya hanya berfokus pada perbankan syariah. Hal ini terlihat dari sikap Bank Indonesia, Bappenas hingga masyarakat yang tidak begitu memperhatikan industri halal.
“Persoalnnya belum terintegrasi antara industri halal dengan keuangan syariah. Ada di dua rel berbeda, jalan sendiri tidak pernah ketemu di stasiun. Hal ini terjadi di Indonesia, padahal dua industri ini bisa berkontribusi bagi negara,” ucap Ikhsan di Jakarta Rabu (21/08/2019).
Baca juga : 5 Area Kerja Sama Penguatan Industri Halal
Ikhsan mengatakan, saat ini perbankan syariah belum terintergasi dengan industri halal di Indonesia. Bahkan, kedua industri ini berjalan masing-masing dan tidak memiliki kontribusi terhadap pendapatan negara. Padahal, bila kedua pihak ini berjalan bersama dapat memberikan kontribusi kepada negara.
Indonesia merupakan pasar makanan halal terbesar berdasarkan data dari Global Islamic Economy 2018-2019, Indonesia berada dalam posisi pertama 10 dari negara dengan jumlah pengeluaran makanan halal terbesar di dunia.
Sementara untuk ekspor produk halal dunia, Indonesia menduduki posisi ke delapan di Industri kosmetik dan farmasi. Hal ini memberi gambaran kalau, industri halal Indonesia kurang berkembang. Padahal Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, yakni 87 persen dari 260 juta jiwa.
Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia Lukmanul Hakim menambahkan, potensi market halal di Indonesia lebih tinggi dari Turki dan Pakistan.
“Potensi market food Indonesia 190 miliar dolar AS, masih jauh lebih tinggi dari Tukri dan Pakistan. Memang untuk kosmetik halal itu belum kelihatan pasarnya." ucap Lukman yang hadir di acara yang sama dengan Ikhsan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.