Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi 'Baik' Tak Selalu Positif Untuk Karir, Mengapa?

Kompas.com - 22/08/2019, 09:15 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Dianggap baik oleh orang-orang di sekitar lingkungan kerja mungkin memang hal yang positif, namun bisa juga menjadi hal yang merugikan.

Memprioritaskan kebaikan kerap kali berarti tidak jujur, tidak kritis, dan terkadang hal itu bisa merugikan perusahaan bahkan karir di masa depan.

Dalam sebuah studi terhadap 1000 pekerja penuh di Amerika Serikat oleh perusahaan pelatihan Fierce yang dikutip dari Fastcompany.com disebutkan, 63 persen responden mengatakan, mereka memilih untuk tidak ingin berbagi kekhawatiran atau balasan negatif di tempat kerja karena mereka tidak ingin dipandang sebagai seseorang yang agresif, tidak kooperatif, dan negatif.

Responden yang terlibat dalam studi tersebut merasa penting dianggap baik di lingkungan kerja lantaran tiga hal, yaitu:

1. Merasa pekerjaan menjadi lebih mudah dinikmati ketika bisa bergaul dengan rekan kerja.

2. Membuat pekerjaan lebih mudah diselesaikan

3. Merasa bakal bisa mendapatkan pekerjaan menarik atau kesempatan kerja lebih luas jika orang-orang suka bekerja dengan mereka.

"Sangat alamiah jika Anda ingin orang-orang menyukai Anda," ujar Presiden Fierce, Stacey Engle.

"Sejak kita muda, kita dilatih untuk bersikap baik, yang berarti kita dilatih untuk tidak efektif dalam percakapan. Pepatah mengatakan, jika Anda tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, jangan katakan apa pun sebenarnya dapat menghalangi jika Anda tidak memiliki keterampilan komunikasi untuk terlibat dalam percakapan-percakapan yang menantang dan penting," jelas Engle.

Baca : Jangan Mengeluh Sibuk, Kelola Stress Anda dengan 5 Latihan Ini

Poin yang hilang adalah bersikap baik juga berarti mengangkat masalah.

“Seringkali kita takut atau tidak memiliki keterampilan, jadi kita menyingkir dari mengatasi masalah,” katanya.

Menjadi baik bisa merugikan

Bersikap baik pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakbahagiaan personal dalam beberapa kasus. Sebagai contoh, seorang manajer dapat menghindari berkonfrontasi dengan karyawan jika ada hal-hal perilaku mengganggu mereka, baik mengabaikannya atau mendorongnya ke departemen SDM.

"Terkadang orang ingin menutup-nutupi pesan tentang perilaku seseorang yang perlu diubah," kata Engle.

“Ini bisa sangat memakan waktu. Terlibatlah dalam masalah nyata daripada menghindar," jelas dia.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com