Membangun sebuah percakapan yang jujur tidak mudah, tetapi perusahaan bisa menciptakan kultur tersebut.
Salah satu cara paling penting untuk melakukan ini adalah agar para pemimpin membuat model perilaku yang ingin mereka lihat, dan terbuka untuk perspektif yang berbeda.
"Beberapa karyawan tidak berbicara karena mereka mengarang cerita di kepala mereka bahwa orang lain tidak mau mendengar apa yang mereka katakan," katanya.
"Jika mereka tidak melihat perilaku yang dimodelkan, itu menegaskan bias mereka,"
Model perilaku ini sangat penting bagi pemimpin wanita. Sebab, studi ini menemukan lebih banyak perempuan yang menghindar membagikan umpan balik negatif dibanding laki-laki dengan persentase masing-masing 56 persen untuk laki-laki dan 69 persen untuk perempuan.
"Kesenjangannya tidak terlalu besar, tapi ini penting," kata Engle.
“Kami membutuhkan model wanita dan membantu orang lain membangun keahlian. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang kolaboratif. "
Pimpinan di sebuah perusahaan mungkin harus secara langsung meminta umpan balik yang jujur. Dalam penelitian tersebut, responden mengatakan bahwa mereka merasa kurang nyaman berbagi kekhawatiran dan umpan balik negatif dalam pertemuan satu-satu dengan bos mereka, ke pemimpinan perusahaan, atau rekan kerja.
Engle mengatakan, menjadi hal yang penting untuk meluangkan waktu dan berbagi dengan pimpinan atau atasan secara tatap muka.
"Tanyakan kepada mereka apa yang mereka pikirkan tentang masalah sebenarnya di pekerjaan," katanya.
"Biarkan mereka tahu bahwa kamu ingin mendengar perspektif mereka yang sebenarnya," lanjut dia.
Menjadi penting untuk mendefinisikan ulang makna baik yang sebenarnya.
"Apakah menjadi baik berarti menghindari beberapa topik, atau hal itu benar-benar baik untuk semua orang?," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.