Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Tertekan, Investor Incar Obligasi Pemerintah hingga Emas

Kompas.com - 22/08/2019, 18:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China terus meningkat.

Hal tersebut membuat volume perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi dunia kian tertekan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, berbagai perkembangan tersebut membuat pelaku pasar global menggeser penempatan dananya ke aset yang lebih aman seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat dan Jepang, serta komoditas emas.

"Ketidakpastian pasar keuangan global juga berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas," jelas Perry di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Rupiah Tertekan Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global

Beberapa negara pun telah merasakan dampak langsung dari konflik geopolitik dan meningkatnya tensi perang dagang tersebut. Perekonomian AS tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga investasi nonresidensial.

Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, China, dan India juga lebih rendah dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik. Pelemahan ekonomi global terus menekan harga komoditas, termasuk harga minyak. 

Berbagai negara pun melakukan stimulus fiskal untuk merespons dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Bank sentral di dunia melakukan kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang pada Juli 2019 telah menurunkan suku bunga kebijakannya. 

Baca juga: IMF Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini dan 2020

"Dinamika ekonomi global tersebut perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal," ujar Perry.

Adapun BI sendiri memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen pada Agustus ini.

Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal, serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com