Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yakin Mau Beli Barang Mahal? Coba Lihat biar Tak Sesal

Kompas.com - 25/08/2019, 09:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Membeli barang mahal bagi sebagian besar orang adalah gengsi tersendiri. Apakah termasuk Anda? Ini berlaku bagi yang merasa memiliki kuasa atas uang.

Pemasukan yang lebih banyak akan berdampak pada pengeluaran yang tak kalah banyak. Salah satu penyebabnya adalah hasrat untuk memiliki barang mahal.

Biasanya ini melekat pada barang-barang bermerek. Sah-sah saja jika Anda ingin mengoleksi barang mahal tertentu.

Tapi jangan terjebak dengan sikap impulsif. Sebaiknya lihat dan tanyakan hal-hal ini dahulu sebelum berniat membelinya biar tak menyesal seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Takar Kemampuan Diri

Perilaku impulsif akan membuat otak berpikir keras untuk menghalalkan segala cara meraih sesuatu yang diinginkan. Sebelum berlarut-larut, tanyakan pada diri sendiri, seberapa mampu Anda memiliki barang tersebut?

Apakah sudah sesuai antara pemasukan dan pengeluaran? Atau justru terjadi pembengkakan dan memaksa diri untuk berutang? Jangan sampai hal ini terjadi.

Takar kemampuan diri dengan seimbang. Lebih baik menunda untuk mendapatkannya daripada memaksakan diri. Selain akan dihinggapi penyesalan berujung stres, sebaiknya tahan nafsu belanja beberapa saat.

Keputusan yang tak matang dan hanya menuruti keinginan pastinya membawa kerugian jangka panjang. Salah satunya adalah utang.

Baca Juga: Ini Cara Mudah Raup Untung dari Bisnis Jual-Beli Barang Bekas

2. Bedakan antara Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan dan keinginan ini benar-benar sulit dibedakan. Namun, Anda tetap harus membedakannya. Terutama dalam keadaan sadar dan dalam keadaan terbuka.

Cara paling mudah adalah dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri: Apakah ini benar-benar saya butuhkan? Apakah kalau tidak memilikinya, saya akan mengalami kesulitan?

Bila jawabannya tidak, maka barang yang Anda beli adalah keinginan semata. Bukan bagian dari kebutuhan yang benar-benar mendesak untuk segera diwujudkan.

Sebaliknya, bila Anda benar-benar akan mengalami kesulitan jika tidak memilikinya saat itu juga, maka bisa dipastikan barang tersebut adalah bagian dari kebutuhan.

Keiginan sah-sah saja bila akan diwujudkan asalkan waktu untuk membelinya memang sudah direncanakan dan dalam momen yang tepat. Sehingga tidak untuk memenuhi gaya hidup saja.

Bila barang yang Anda butuhkan ternyata hanya digunakan sesekali saja atau bahkan hanya sekali saja, sebaiknya pertimbangkan untuk mendapatkannya dengan cara menyewa atau meminjam pada teman yang memilikinya.

3. Sesuaikan Barang yang Dibeli dengan Tujuan Anda

Ini lebih berlaku untuk perencanaan pengeluaranmu sehingga sejalan dengan tujuan yang sudah kamu tetapkan. Tujuan ini bisa juga berarti mimpi yang ingin kamu capai dalam hidup. Misalkan memiliki rumah impian, jalan-jalan keluar negeri, memiliki mobil, dan sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com