KOMPAS.com - Membeli barang mahal bagi sebagian besar orang adalah gengsi tersendiri. Apakah termasuk Anda? Ini berlaku bagi yang merasa memiliki kuasa atas uang.
Pemasukan yang lebih banyak akan berdampak pada pengeluaran yang tak kalah banyak. Salah satu penyebabnya adalah hasrat untuk memiliki barang mahal.
Biasanya ini melekat pada barang-barang bermerek. Sah-sah saja jika Anda ingin mengoleksi barang mahal tertentu.
Tapi jangan terjebak dengan sikap impulsif. Sebaiknya lihat dan tanyakan hal-hal ini dahulu sebelum berniat membelinya biar tak menyesal seperti dikutip dari Cermati.com.
Perilaku impulsif akan membuat otak berpikir keras untuk menghalalkan segala cara meraih sesuatu yang diinginkan. Sebelum berlarut-larut, tanyakan pada diri sendiri, seberapa mampu Anda memiliki barang tersebut?
Apakah sudah sesuai antara pemasukan dan pengeluaran? Atau justru terjadi pembengkakan dan memaksa diri untuk berutang? Jangan sampai hal ini terjadi.
Takar kemampuan diri dengan seimbang. Lebih baik menunda untuk mendapatkannya daripada memaksakan diri. Selain akan dihinggapi penyesalan berujung stres, sebaiknya tahan nafsu belanja beberapa saat.
Keputusan yang tak matang dan hanya menuruti keinginan pastinya membawa kerugian jangka panjang. Salah satunya adalah utang.
Baca Juga: Ini Cara Mudah Raup Untung dari Bisnis Jual-Beli Barang Bekas
Kebutuhan dan keinginan ini benar-benar sulit dibedakan. Namun, Anda tetap harus membedakannya. Terutama dalam keadaan sadar dan dalam keadaan terbuka.
Cara paling mudah adalah dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri: Apakah ini benar-benar saya butuhkan? Apakah kalau tidak memilikinya, saya akan mengalami kesulitan?
Bila jawabannya tidak, maka barang yang Anda beli adalah keinginan semata. Bukan bagian dari kebutuhan yang benar-benar mendesak untuk segera diwujudkan.
Sebaliknya, bila Anda benar-benar akan mengalami kesulitan jika tidak memilikinya saat itu juga, maka bisa dipastikan barang tersebut adalah bagian dari kebutuhan.
Keiginan sah-sah saja bila akan diwujudkan asalkan waktu untuk membelinya memang sudah direncanakan dan dalam momen yang tepat. Sehingga tidak untuk memenuhi gaya hidup saja.
Bila barang yang Anda butuhkan ternyata hanya digunakan sesekali saja atau bahkan hanya sekali saja, sebaiknya pertimbangkan untuk mendapatkannya dengan cara menyewa atau meminjam pada teman yang memilikinya.
Ini lebih berlaku untuk perencanaan pengeluaranmu sehingga sejalan dengan tujuan yang sudah kamu tetapkan. Tujuan ini bisa juga berarti mimpi yang ingin kamu capai dalam hidup. Misalkan memiliki rumah impian, jalan-jalan keluar negeri, memiliki mobil, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut tidak bisa dikatakan murah, tapi kamu boleh mulai merencanakan ke arah tersebut dari sekarang. Seperti dengan memiliki tabungan khusus yang tujuan jelas untuk salah satu dari impian tersebut.
Dengan begitu, Anda akan lebih terarah dalam melakukan pengeluaran dan tidak boros untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan tujuan.
Kualitas hidup dapat berhubungan dengan segala sesuatu, tergantung sudut pandang Anda. Uang dipercaya bisa membeli kualitas hidup yang dimaksud, meski bukan semua.
Materi bukanlah sumber kebahagiaan, begitu kata orang bijak. Tetapi kebahagiaan adalah salah satu tujuan dari peningkatan kualitas hidup.
Jika barang yang Anda beli dapat menambah pengalaman baru, membuka cakrawala berpikir, dan menambah pengetahuan, Anda bisa mempertimbangkannya. Bisa jadi jenis pengeluaran untuk barang semacam itu dikatakan sebagai investasi jangka panjang.
Kebutuhan akan Barang Mahal Perlu Jadi Perhatian Khusus
Barang mahal tidaklah bersalah untuk dimiliki. Hanya, ingatlah saat Anda bersusah payah mengumpulkan uang dengan waktu dan tenaga yang dimiliki. Tanyakan pada diri sendiri, apakah seimbang saat Anda mengeluarkan untuk sebuah barang mahal?
Jika Anda sudah mempertimbangkan hal-hal yang sudah disebutkan di atas, tak ada salahnya untuk memilikinya. Tapi bila ternyata 4 hal di atas juga sulit untuk Anda terapkan, sebaiknya berpikir ulang untuk realistis. Karena kebahagiaan hidup tidak ditentukan oleh bisa tidaknya Anda membeli barang yang mahal.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.