Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Baru di Kaltim, Menkominfo Sebut Perlu Palapa Ring Khusus Kalimantan

Kompas.com - 27/08/2019, 11:12 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan perlunya pembuatan Palapa Ring khusus Kalimantan. Hal ini  menyusul ditunjuknya kawasan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota negara baru Republik Indonesia.

“Jadi, kalau kita punya Palapa Ring untuk Indonesia, untuk punya Kalimantannya sendiri harus banyak Palapa Ring," kata Rudiantara di Gedung Kominfo, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Untuk infrastruktur, Kominfo akan memanfaatkan jalan yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga: Jadi Kandidat Ibu Kota, Apa Potensi Ekonomi di Kutai Kartanegara?

Rudiantara  mengemukakan hal tersebut sehubungan pengumuman Presiden Jokowi rencana memindahkan ibu kota negara RI dari Jakarta ke kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

"Nantinya kita akan manfaatkan bahujalan yang sudah dibangun Kementerian PUPR di daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang sudah dibangun hanya kurang dari 300 kilometer,nanti kita akan bangun fiber optic, sehingga di Kalimantan itu ringnya akan semakin bagus,” kata dia.

Kendati demikian, Menkominfo mengatakan hal tersebut harus dibicarakan terlebih dahulu dengan para operator seluler.

“Apakah mereka akan menggelar jaringan di sana atau tidak,” ujarnya.

Baca juga: Soal Anggaran Pindah Ibu Kota ke Kaltim, Ini Kata Sri Mulyani

Menurut dia, jika jaringan broadband di Kalimantan sudah terkoneksi, baik melalui Palapa Ring atau dengan jaringan yang dibangun oleh operator, maka akan ada gateway internasional yang langsung ke Kalimantan.

"Tapi, tetap harus kita tingkatkan lagi keandalannya. Karena mungkin lima sampai 10 tahun lagi ada direct gateway ke internasional dari Kalimantan," katanya.

Dengan kondisi tersebut, trafik telekomunikasi tidak lagi dari Kalimantan dibawa ke Jakarta, kemudian Jakarta dibawa ke Singapura, atau dibawa ke Sulawesi.

"Mungkin harus dirancang dari sekarang, seberapa besar trafiknya. Karena kalau ibu kota pindah, itu kan nanti ada jutaan penghuni baru. Kalau trafik internasional tinggi, kenapa kita tidak pikirkan suatu saat dari Kalimantan langsung ke internasional," sebutnya.

Artinya, ke depan masyarakat di Kalimantan bisa berkomunikasi secara lebih cepat, utamanya untuk telekomunikasi antarnegara.

Baca juga: Emil Salim soal Ibu Kota Baru: Kenapa Bappenas Tega Berbuat Seperti Itu? Saya Sedih Sekali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com