Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika BI Turunkan Suku Bunga, Sejumlah Bank Justru Naikkan Bunga KPR

Kompas.com - 28/08/2019, 05:16 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan ini Bank Indonesia (BI) untuk kedua kalinya telah menurunkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.

Sebelumnya, BI juga telah menurunkan suku bunga menjadi 5,75 persen pada Juli lalu setelah selama 8 bulan berturut-turut BI mempertahankan suku bunganya sebesar 6 persen tahun lalu.

Turunnya suku bunga BI seharusnya diikuti dengan penurunan suku bunga kredit, termasuk Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Sebab, suku bunga BI merupakan suku bunga acuan untuk bunga floating KPR di perbankan.

Namun, beberapa bulan belakangan, beberapa bank milik negara justru mengerek tingkat suku bunga KPR-nya. Nasabah pun mengeluhkan hal tersebut. Pasalnya, cicilan bulanan jadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Lia merupakan salah satu nasabah BNI Griya milik PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang mendapat pemberitahuan kenaikan suku bunga floating KPR. Ketika berbincang dengan Kompas.com, dia mengatakan pemberitahuan dilakukan melalui layanan pesan singkat (SMS).

"Agustus 2019 (mulai naik). Iya pemberitahuan lewat SMS. Semula diinfo naik mulai Juli 2019, ada SMS lagi, baru akan (naik) mulai Agustus 2019," ujar dia.

Lia mengatakan, bunga KPR-nya naik sebesar 50 bps dari 13,5 persen menjadi 14 persen. Dia mendapatkan dua kali informasi pengumuman melalui SMS ke ponselnya.

Walaupun demikian, dia tidak bersedia untuk mengungkapkan besaran cicilan bulanan yang harus dia bayarkan setelah kenaikan bunga tersebut.

"Naiknya enggak banyak sih kalau yang ini, karena pokok utangnya juga enggak banyak lagi. Geregetan mau lunasin aja," ujar dia.

Suku bunga naik setelah flat 2 tahun

Lia yang telah menjadi nasabah BNI Griya sejak tahun 2011 mengatakan, bunga KPR-nya terus naik setelah sempat mengalami bunga fixed sebesar 9 persen selama dua tahun.

"Setelah floating jadi 13,5 persen. Sempat ada angka di bawah itu atau enggak, lupa. Tetap di atas 10 persen (bunganya) sih pasti. Enggak pernah mengalami turun," ujar dia.

Nasabah BNI Griya lain, Ine Sinaga, juga mendapatkan SMS mengenai kenaikan bunga KPR sebanyak dua kali. Namun, dirinya langsung mengirim email protes mengenai kenaikan bunga KPR kepada BNI Griya.

Baca juga : 5 Faktor yang Bisa Membuat Pengajuan KPR Ditolak Bank

"Saya sudah email ke BNI protes kenaikan dan kirim link berita ttg BNI yang menaikkan suku bunga tiba-tiba. Thanks God sih direspons, tapi tidak naiknya hanya jangka pendek," ujar dia.

Ine mengatakan, tadinya bunga KPR bakal dinaikkan jadi 14 persen dari yang sebelumnya 13,5 persen. Namun, setelah mengajukan keberatan, Ine mendapat keringanan bunga menjadi sebesar 11,5 persen hingga Juli 2020.

Besaran cicilan yang harus dia bayarkan tiap bulannya sebesar Rp 4,9 juta. "Nanti akan naik lagi, berapanya enggak tahu, mungkin langsung loncat 14 persen, ngeri," ujar dia.

Adapun Ichsan, yang merupakan debitur KPR PT Bank Tabungan Negara (BTN) pun mengalami hal serupa. Bulan lalu, dirinya tiba-tiba mendapatkan surat mengenai kenaikan bunga cicilan KPR-nya.

Tagihan cicilan KPR bulanan yang sebelumnya sebesar Rp 3,3 juta per bulan menjadi sebesar Rp 3,5 juta per bulan.

"Awal 2011 sekitar Rp 2,9 juta kemudian terus meningkat terakhir menjadi Rp 3,3 juta," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

Work Smart
HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

Whats New
Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com