Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo: Punya Malaysia Boleh Masuk ke Indonesia, Masa Indonesia Enggak Boleh

Kompas.com - 28/08/2019, 19:08 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan transportasi berbasis teknologi, Gojek berencana melakukan ekspansi ke Malaysia. Belum mengaspal di negeri Jiran itu, kehadiran Gojek sudah diprotes dan ditolak sejumlah pihak.

Menanggapi penolakan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara, mengatakan, pihak Malaysia harus lebih bijak soal rencana Gojek yang ingin beroperasi di sana.

Khususnya mereka yang menolak kehadiran perusahaan decacorn asal Indonesia ini.

"Punya Malaysia boleh masuk ke Indonesia, masa Indonesia enggak boleh masuk ke Malaysia," kata Rudiantara ditemui di Pacific Place, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Baca juga: Gojek Senang Disambut Baik oleh PM Malaysia

Meskipun demikian, Rudiantara tidak menyebutkan secara spesifik perusahaan atau hal apa yang sudah masuk beroperasi di Indonesia.

Namun kehadiran Gojek dengan layanannya dipandang akan memberikan dampak pada masyarakat di Malaysia. Utamanya dalam menghadirkan pilihan moda transportasi publik selain konvensional. "Harusnya persaingan sehat," sebutnya.

Dia menambahkan, saat ini di negara-negara kawasan ASEAN mengenal istilah satu pasar dalam ekonomi. Sehingga persaingan usaha dan bisnis di kawasan harus adil.

"Masa kita (Indonesia) ditutup (ditolak Malaysia)," ucapnya.

Baca juga: Dapat Penolakan di Malaysia, Apa Kata Gojek?

Seperti diberitakan sebelumnya, Gojek baru saja mendapat persetujuan dari pemerintah Malaysia untuk beroperasi di Negeri Jiran tersebut.

Namun, kehadiran Gojek mendapat beragam komentar dari pebisnis Malaysia. Sebagian pengusaha ada yang menyambutnya dengan postif dan ada juga yang menentangnya.

Salah satu yang memberi tanggapan terkait datangnya Gojek ke Malaysia adalah, perusahaan ojek online lokal, Dego Ride.

"Potensi kompetisi dari Grab dan Gojek itu nyata. Namun, kami memiliki kompetensi inti yang berbeda dari apa yang ditawarkan Gojek dan Grab dan kami berharap bahwa kompetensi inti kami dapat saling melengkapi untuk keduanya, saya tidak percaya pada kompetisi di mana kita semua bertarung satu sama lain hingga akhirnya yang terakhir mati," ucap CEO Dego Ride, Nabil Feisal Bhamadhaj menlansir dari Malay Mail, Sabtu (24/08/2019).

Baca juga: Tantang Gojek, Grab Investasi Besar-besaran di Vietnam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com