Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pemerintah Dicurigai Ada Maksud Terselubung dalam Pemindahan Ibu Kota

Kompas.com - 29/08/2019, 09:55 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi


Adapun pembekuan lahan akan dilakukan setelah penetapan lokasi dikeluarkan. Ia pun belum dapat memastikan ada berapa banyak bidang lahan yang nantinya akan dibekukan untuk dibebaskan.

Selain Sofyan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro pun membantah pemerintah telah kongkalikong dengan swasta dalam penentuan lokasi ibu kota baru.

“Jangan nuduh kita (pemerintah) bermain dengan (pengembang) properti, sama sekali enggak,” ujar Bambang di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Menurut Bambang, pihak swasta tak pernah diberitahu pemerintah tepatnya lokasi ibu kota baru.

FGD

Namun dia mengaku memang pernah melakukan focus group discussion (FGD) dengan Real Estate Indonesia terkait pemindahan ibu kota. Namun, saat itu pemerintah belum memberi tahu lokasi spesifiknya.

“Kita hanya pernah FGD dengan REI, tapi saat itu tiga lokasi yang kita diskusikan,” kata Bambang.

Baca juga : Pemerintah Tak Akan Bangun Bandara dan Pelabuhan di Ibu Kota Baru

Selain itu, lanjut Bambang, lokasi apartemen bernama Borneo Bay City tak terletak di Penajam Passer Utara, dan sebagian di Kutai Kartanegara.

Menurut dia, pengembang yang memasang iklan dengan tagline "Investasi Terbaik di Ibu Kota Negara" hanya strategi marketing saja untuk menaikan harga jual.

“Lokasi apartemen itu bukan di lokasi ibu kota baru, itu kan di Balikpapan,” kata Bambang.

Senada dengan Bambang, Vice President Marketing APLN Anak Agung Mas Wirajaya mengaku sebelumnya tak tahu persis dimana lokasi ibu kota baru yang akan dipilih pemerintah.

Pemasangan iklan  Borneo Bay City dengan penambahan embel-embel "Investasi Terbaik di Ibu Kota Negara" adalah langkah strategis perusahaan pasca woro-woro pemindahan ibu kota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com