Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Vape Mulai Manfaatkan Akar dan Batang Tembakau dari Petani

Kompas.com - 01/09/2019, 14:00 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Asosiasi vaporizer siap menyerap akar dan batang tembakau untuk bahan baku penghasil nikotin dari petani.

Ketua Asosiasi Vaporizer Bali (AVB) Gede Agus Mahardika mengatakan, asosiasi vape di Indonesia sudah melalukan uji coba pemanfaatkan akar dan batang tembakau.

"Jadi termasuk akar dan batangnya sekarang bisa dimanfaatkan," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela Asia Harm Reduction Forum (AHRF) ke-3 di Seoul, Korea Selatan, Kamis (30/8/2019).

Selama ini, akar dan batang tembakau kerap dibuang petani. Sementara itu, bahan baku yang dijual untuk rokok hanya daun tembakau.

Baca juga: Dikenakan Tarif Cukai, Harga Liquid Vape Akan Naik?

Namun,dengan kajian asosiasi vaporizer, petani tidak perlu membuang akar dan batang tembakau, justru keduanya bisa dijual kepada pelaku usaha vape.

"Kami mulai belajar gimana buat nikotin ambilnya dari batang dan akar tembakau. Jadi yang dibuang tadi justru dimanfaatkan," kata dia.

"Selama ini akar dan batang tembakau kan dibuang, jadi otomatis itu jadi sumber pendapatan baru kan buat petani. Nah jadi petani tembakau enggak usah cemas (bisnis vape memukul pendapatan petani)," sambung dia.

Selama ini kehadiran produk tembakau alternatif termasuk vape memang masih menuai pro dan kontra. Sebagian pihak menilai produk ini bisa memukul industri rokok, termasuk petani tembakau di dalamnya.

Baca juga: Produk Tembakau Alternatif Potensial Kerek Pendapatan Petani

Tak hanya itu, produk tembakau alternatif juga menuai pro dan kontra dari sisi kesehatan. Ada yang bilang risikonya lebih rendah dari rokok, namun ada juga yang bilang sana saja.

Namun di tengah pro kontra itu, pelaku-pelaku usaha UMKM yang menjual vape terus bermunculan. Di Bali saja kata Gede, ada 68 toko penjual vape yang masuk ke asosiasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com