Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Berharap Jabar Dapat Lakukan Percepatan Tanam

Kompas.com - 05/09/2019, 17:56 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengingatkan untuk dilakukan percepatan tanam pada September 2019.

"Bulan ini target harus terpenuhi, bahkan bagi wilayah yang minus bulan Agustus lalu agar ditambahkan untuk bulan ini," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai di Bogor, Kamis (5/9/2019).

Dalam Rakor ini, Kementan turut mengundang Dinas Pertanian Kabupaten, Kodim, dan Tim Upsus guna menyamakan langkah dalam percepatan tanam September ini.

"Alasannya tak lain karena luas tanam bulan September akan tercatat di produksi tahun 2019 ini. Jadi kalau tanamnya Oktober ya lewat, nanti akan tercatat di tahun berikutnya," jelas Suwandi melalui keterangan tertulisnya.

Baca juga: Perbaiki Sistem, Kementan Yakin Angka Ekspor Pertanian Terus Meningkat

Sebagai gambaran, hasil evaluasi luas tambah tanam (LTT) secara keseluruhan perbandingan pertanaman Mei sampai Juli antara 2019 dan 2018 terjadi peningkatan.

Artinya, musim kemarau bisa disiasati oleh Kementan untuk memanfaatkan lahan yang ada. Namun demikian, menurut Suwandi hal ini tidak lantas membuat pihaknya lengah.

"Saya sangat berharap pada Provinsi Jawa Barat (Jabar) karena di sini adalah salah satu penyangga pangan nasional, jadi ya harus ada langkah serius," ucapnya.

Strategi khusus

Suwandi menyebutkan ada beberapa strategi yang harus dilakukan untuk mengejar percepatan pada September ini.

Pertama, untuk petugas Dinas Pertanian, ia meminta agar segera melengkapi dan mengirimkan usulan penerima bantuan.

"Langkah konkritnya kami akan mengadakan pertemuan dengan penyedia benih jadi bapak ibu semua bisa langsung melakukan kontrak," sebutnya.

Baca juga: Ini Upaya Strategis Kementan dalam Percepatan Tanam Padi

Kedua, lanjutnya, Kementan terus sinergi dengan TNI. Babinsa diminta mengawal dan melacak lokasi lahan yang mengalami kekeringan dan punya potensi ketersediaan air.

"Kementan akan bantu berikan anggaran untuk membuat sumur pantek atau dangkal dan bantuan pompa, untuk itu segera bersurat ke Ditjen PSP dan mengusulkan kepada kami," kata Suwandi.

Ketiga, bagi petugas PDPS Suwandi mengimbau untuk memperbaiki dan memasuki data yang masih kurang.

"Selanjutnya, saya ingin semua bisa memanfaatkan asuransi pertanian dari Jasindo khususnya untuk petani jagung dan padi," ujarnya.

Dukungan TNI

Di tempat yang sama, Pabandia III Kodam III/Siliwangi, Letkol E Suhara menyatakan dukungannya dalam pengawalan Upsus Pajale, baik dalam melaksanakan gerakan tanam maupun mengolah lahan dan alat mesin pertanian (Alsintan).

Untuk para Dandim, ia meminta menugaskan Babinsa melakukan pengontrolan kegiatan pompanisasi lahan kering guna memastikan lahan tetap terairi.

"Kementan sekarang ada program gerakan olah tanah, di mana semua biaya difasilitasi. Penyediaan pompa, traktor bahkan bahan bakar minyaknya juga, nah tugas kami tinggal bagaimana mendorong petani dan melakukan pengawalan seintensif mungkin," tegas Suhara.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendri Jatnika pun sangat mendukung langkah Kementan.

 

Baca juga: Kementan Kembangkan Mekanisasi 4.0 untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Provinsi Jawa Barat mengalami kemarau dan tantangan alih fungsi lahan, tetapi masih ada harapan karena masih ada panen di musim kemarau ini.

"Untuk itu saya sampaikan ke seluruh kabupaten agar kita jangan menelantarkan lahan yang merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat. Optimalkan untuk segera ditanami karena lahan kita lahan subur," tuturnya.

Sebagai Panenggungjawab Upsus Jabar, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyatakan siap melakukan pengawalan Upsus di Jabar.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar pada September ini harus mampu mencapai target. Apalagi, di Jawa Barat sudah diintensifkan penanaman gogo sawah sejak bulan lalu.

"Program pompanisasi dikejar di lokasi kemarau dan untuk bertanam September. Benih-benih yang sudah disalurkan harus segera ditanam di September," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com