Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara dan Syarat Agar Waralaba Anda Dibantu Ekspansi ke Luar Negeri

Kompas.com - 05/09/2019, 20:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Ginting Supit mengatakan, pihaknya akan membantu pebisnis waralaba mengekspansi bisnisnya ke luar negeri.

Adapun dalam membantu bisnis franchise ekspansi, pihaknya punya cara serta syarat yang harus dipenuhi pebisnis franchise tersebut.

Salah satu syarat yang pihaknya pilih adalah pebisnis yang sudah siap ekspor. Sebab, cara berbisnis di luar negeri akan sangat berbeda dengan berbisnis di dalam negeri dalam segi kultur maupun pendekatan.

"Cara yang kami lakukan adalah yakin dengan bisnis tersebut. Maksudnya yakin kalau mereka sudah siap ekspor karena berbeda cara bisnisnya," kata Levita Ginting Supit di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Baca juga: Waralaba Asing Menjamur di Pasar Lokal, Berdampak Baik atau Buruk?

Setelah itu, pihaknya akan menjembatani pebisnis waralaba Indonesia yang telah terpilih tadi dengan pihak yang bersangkutan di negara tersebut. Pun mengundangnya mengikuti pameran internasional.

"Kami akan bawa pengusaha waralaba lokal ikut dalam expo internasional, seperti di Singapura, Perancis, Thailand, New York, dan sebagainya. Itu tujuannya agar dilihat sama pebisnis sana, bisnis apa yang kira-kira cocok dibawa berdagang ke negaranya," jelas Levita.

Sedangkan bagi pengusaha waralaba yang berminat go-global, Levita menyarankan untuk memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Baca juga: Mau Kembangkan Bisnis Waralaba ke Kancah Global? Simak Tips Ini

Pasalnya, hal itu merupakan standarisasi WALI dalam memilih bisnis yang akan dibawanya ke luar negeri. Dengan STPW, bisa dipastikan bisnis waralaba Anda sudah sustain dan lebih mampu diterima di negara lain.

"Karena negara tersebut biasanya minta STPW. Kalau sudah punya STPW biasanya sudah memenuhi syarat. Syarat dapat STPW saja kan banyak ya, bisnisnya harus sudah berjalan 5 tahun, pembukuannya harus sudah menguntungkan, dan sebagainya," papar dia.

"Jadi dengan STPW itu syaratnya. Sekarang begini, bagaimana bisnis tersebut bisa dijual di negara orang kalau bisnisnya belum untung?" pungkas Levita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com