"Terakhir kesembilan, perbaikan struktur tata niaga. Saatnya petani berubah dari price taker menjadi price maker. Memotong rantai pasok, buka pasar langsung, pasar lelang, startup dan lainnya. Kelola secara baik melalui kelembagaan tani dan kemitraan," ungkapnya.
Terkait kemarau, Suwandi menegaskan Kementan tidak tinggal diam dan telah melakukan gerakan sehingga tidak ada sejengkal tanah yang tidak ditanami. Bahkan galengan pun baiknya juga ditanami karena air setetes itu sangat bermanfaat.
"Lantas, bagaimana langkah menghadapi kemarau ini? Yakni jika di daerah kena kemarau tidak ditanam tapi ada sumber air, kami siapkan bahan bakar minyak (BBM), honor operator traktor, dan benihnya. Silakan cari lahannya," jelasnya.
Baca juga: Perbaiki Sistem, Kementan Yakin Angka Ekspor Pertanian Terus Meningkat
Kemudian, kata Suwandi, apabila ada potensi air tanah, manfaatkan dengan sumur dangkal atau sumur pantek. Ia mengatakan Kementan akan membiayai pompanya juga.
"Selanjutnya, apabila terjadi kekeringan yang tidak bisa diatasi dan puso, bisa klaim asuransi, kalau belum ikut segera daftar ke dinas pertanian untuk mendapat benihnya," jelas Suwandi.
Sementara itu, Bupati Nganjuk Novi Rahman berharap, dengan petani menerapkan jurus ini nantinya akan diikuti dengan harga yang bagus. Ia pun berharap Desa Joho digunakan sebagai lokasi uji coba varietas Nasa dan menjadi pilot project dalam mendongkrak produksi serta kesejahteraan petani.
"Kalau ini jadi, maka akan di bawa ke desa lain. Dari pengamatan selama ini hasilnya varietas Nasa bagus. Kelebihannya dibanding varietas hibrida lain, bijinya Nasa lebih banyak dan jika dipipil janggelnya lebih kecil. Tercatat hasil dari Nasa ini bisa mencapai 9 ton per ha. Lebih tinggi dibandingkan hibrida biasa yang sekitar 7-8 ton per ha," imbuhnya.
Di sisi lain, Novi mengingatkan kewaspadaan akan ancaman pertanian seperti menurunnya minat generasi muda, upah tenaga kerja makin mahal, lahan pertanian makin sempit, harga panen tidak stabil, sulitnya air dan menurunnya kualitas lahan.
Solusinya, yakni mengubah mindset menjadi sistem pertanian modern smart farming 4.0.
"Caranya, ada beberapa langkah yaitu dengan bersinergi memberikan varietas unggul, mengurangi obat kimiawi dengan menyehatkan kembali lahan, membuka jalur distribusi saat panen jagung untuk menjaga harga stabil, menyediakan kebutuhan industri, sistem tunda jual, dan terakhir mendorong petani bisa meningkatkan nilai tambah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.