Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Milenial Unik, Investasi Apa yang Sesuai?

Kompas.com - 08/09/2019, 13:06 WIB
Kurniasih Budi

Editor


KOMPAS.com
– Tren generasi milenial yang tidak lagi menginginkan untuk berinvestasi dalam bentuk rumah dan tanah membutuhkan jawaban konkret.

Apalagi, penghasilan sebagian besar generasi tidak memungkinkan mereka bisa membeli rumah di tengah kota.

Konsep co-living yang sudah lama dianut kota-kota besar luar negeri bisa menjadi alternatif solusi tempat tinggal untuk para profesional muda.

Pengamat urban living Sabrina Soewatdy mengatakan, penghasilan milenial jauh dari cukup untuk bisa membeli rumah.

Baca juga: Milenial Perlu Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini, Begini Tips Memulainya

 

Ia mengutip RisetKarir.com yang menyatakan 83 persen milenial memiliki penghasilan rata-rata sebesar Rp 7,5 juta rupiah per bulan.

Selain itu, 17 persen milenial hanya mampu membeli rumah bekas pakai dengan harga sekitar Rp 300 juta .

“Gaya hidup mewah dan pengeluaran besar para milenial juga berperan mengurangi kemampuan mereka membeli properti,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, Jumat (6/9/2019).

Salah satu solusi yang ditawarkan saat ini dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan downpayment 15 persen.

“Untuk bisa membayar DP ini, milenial tetap harus menabung tahunan,” kata Sabrina yang juga co-founder Rukita, startup yang bergerak di bidang manajemen properti.

Hunian milenial

Konsep co-living memungkinkan para milenial dan profesional muda untuk bersama menyewa sebuah rumah di bawah manajemen suatu perusahaan.

Konsep tersebut bukanlah konsep baru. Sejumlah kota besar di dunia yang mulai menyediakan properti co-living untuk para milenial dan profesional muda yang tidak ingin, atau tidak mampu, membeli rumah sendiri.

“Hunian yang baik tidak hanya memberi kenyamanan bagi para penghuninya, namun juga membantu meningkatkan kesehatan mental para milenial,” kata Sabrina.

Foto contoh desain interior yang akan digunakan apartemen kota baru Meikarta PT Lippo Cikarang Tbk saat show unit di Kantor Marketing Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOB Foto contoh desain interior yang akan digunakan apartemen kota baru Meikarta PT Lippo Cikarang Tbk saat show unit di Kantor Marketing Meikarta, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/09/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

Kepemilikan properti makin lama kian tidak relevan sebagai bentuk investasi bagi mayoritas milenial. Buktinya, ia melanjutkan, penjualan rumah terus turun. Sementara itu, penjualan apartemen cenderung meningkat.

“Peningkatan tetap terjadi meski dengan penurunan luas apartemen sebesar rata-rata 26 persen,” katanya.

Perubahan pola sosialisasi ikut mendorong jenis pilihan tempat tinggal kaum milenial. Saat ini, milenial jarang saling berkunjung ke rumah dan lebih memilih untuk bertemu di tempat umum seperti mal dan kafe.

“Mereka lebih mementingkan koneksi internet yang cepat,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com