JAKARTA, KOMPAS.com - Saat bepergian bersama teman, berapa kali pernyataan "Pengelolaan keuanganku buruk," terbersit di benak Anda?
Menurut Ramit Sethi, penulis buku I Will Teach You to be Rich, jika ingin benar-benar menjadi lebih baik dalam mengelola keuangan, sebaiknya Anda berhenti mengatakan hal itu.
"Saya ingin menantang Anda untuk berhenti berbicara seperti itu. Jika Anda selalu bersugesti buruk dalam hal mengelola uang, coba lihat apa yang terjadi? Anda mungkin akan benar-benar menjadi pribadi yang buruk dalam mengelola," kata Sethi dikutip dari CNBC, Senin (9/9/2019).
Baca juga: Begini Cara Merasa Kaya dengan Uang yang Anda Miliki
Sethi menyarankan Anda lebih baik fokus terhadap yang masih bisa Anda kontrol. Tak perlu manut harus terorganisir sempurna atau memahami teori keuangan yang kompleks saat Anda mencoba. Lakukan sebisanya.
"Satu-satunya faktor terpenting untuk menjadi kaya adalah memulai, bukan menjadi orang terpintar dalam hal itu," kata Sethi.
Untuk itu, lakukanlah 3 cara sederhana yang Sethi tulis dalam bukunya.
Langkah pertama dalam mengendalikan keuangan Anda adalah mengubah bahasa negatif tentang pengelolaan keuangan yang selama ini Anda gambarkan untuk diri-sendiri.
Alih-alih mengatakan "Saya buruk mengelola uang," lebih baik Anda katakan "Saya belum belajar keterampilan mengelola uang saya, tetapi saya akan melakukannya,".
Selain kata negatif, ada juga perasaan negatif yang mesti Anda hindari. Seperti merasa terlambat untuk mengelola uang hari ini, terlambat menabung, dan terlambat investasi.
"Tidak, belum terlambat. Tidak apa-apa, kita semua mulai dari bagian yang berbeda dalam hidup," kata Sethi.
Baca juga: Percaya atau Tidak, Menikah itu Bikin Kaya Lho...
Sethi mengatakan, sebuah rencana aksi tidak perlu rumit. Jangan terpaku pada spreadsheet dan aplikasi penganggaran.
Pertama, Anda perlu mencari tahu ke mana uang Anda pergi. Tanyakan pada diri sendiri, bagaimana biasanya saya membelanjakan uang dari gaji yang saya dapat?
"Namun, jangan menyalahkan dirimu sendiri jika Anda mengetahui fakta bahwa Anda telah menghabiskan uang tersebut. Latihan step pertama ini hanya untuk mengukur seberapa mampu Anda mencari tahu kebiasaan Anda," ungkapnya.
Setelah mengetahui kemana uang Anda pergi, kemudian tanyakan pada diri sendiri ke mana seharusnya Anda ingin uang itu digunakan? Untuk mempermudah, Sethi merekomendasikan untuk menyisihkan 10 persen uang gaji untuk investasi dan 10 persen lagi untuk penghematan.
"Jika Anda melakukan dua hal itu, sisanya mungkin akan cukup bagus," tambahnya.
Ketika Anda ingin berhemat, jangan lupa mengatur transfer otomatis ke rekening tabungan. Hal ini membuat Anda tidak repot dan tidak tergoda untuk menghabiskan uang itu.
Baca juga: Investasi Jangan Nunggu Kaya
Banyak orang berpikir, hutang merupakan batu sandungan ketika mereka hendak memulai kebiasaan menabung. Namun, Anda bisa mengatasinya dengan menuliskan berapa persisnya besaran utang Anda.
"Utang bukan masalah, temanku. Mari kita bicara saldo yang Anda miliki pada kartu kredit Anda. tuliskan persis berapa banyak utang Anda. Meski menakutkan dan menegangkan, tapi inilah langkah pertama yang akan menuntun Anda keluar dari utang," katanya.
"Saya ingin Anda tahu persis berapa banyak utang Anda, berapa banyak yang Anda bayarkan setiap bulan dan berapa bulan tepatnya utang Anda akan dilunasi," kata Sethi.
Dari sana, cari tahu jumlah maksimum yang dapat Anda bayarkan setiap bulan terutama jika utang tersebut memiliki tingkat bunga yang tinggi seperti kartu kredit. Jika mampu membayar lebih, maka bayarlah kelebihan itu tiap bulan secara rutin sehingga mengurangi periode pengembalian.
"Ini belum terlambat. Anda dapat mengubah pola pikir Anda tentang cara pengelolaan uang yang buruk. Dan yang paling penting, tidak ada kata terlambat. Anda dapat membuat rencana aksi mulai minggu ini untuk mengubah kebiasaan buruk itu," tegas Sethi.
"Kendalikan, maka Anda bisa melakukannya," pungkasnya.
Baca juga: Ini Pekerjaan Tanpa Ngantor yang Bikin Kaya