Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot British Airways Mogok Kerja, Ribuan Penerbangan Terancam

Kompas.com - 09/09/2019, 11:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber BBC, CNN

LONDON, KOMPAS.com - Para pilot British Airways melakukan mogok terbang karena sengketa pembayaran alias gaji dengan perusahaan selama 3 hari mulai hari ini, Senin (9/9/2019).

Pemogakan ini merupakan yang pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.

Dikutip BBC, Senin (9/9/2019), mogok kerja yang diikuti oleh sekitar 4.000 pilot sehingga mengancam 1.600 penerbangan dari Inggris pada hari ini hingga besok, Selasa (10/9/2019).

Hal itu juga memaksa kurang lebih 300.000 orang untuk mengubah rencana perjalanannya.

Bahkan, pembatalan tidak terduga bisa saja terjadi pada Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Kariernya Hancur dan Alami Stres, Seorang Pilot Tuntut Boeing

Untuk itu, pihak British Airways (BA) mengimbau puluhan ribu penumpang untuk tidak pergi ke bandara.

Untuk selanjutnya, pihak British Airways berencana bakal membuat peraturan alternatif. Peraturan alternatif ini berupa memulai pembicaraan baru antara pihak perusahaan dengan persatuan pilot BAlPA (The British Airline Pilots Association).

"Kami tetap siap dan bersedia untuk memulai pembicaraan baru dengan BALPA," ungkap pihak BA.

Setali tiga uang, Sekretaris Jenderal BALPA Brian Strutton menyetujui usulan tersebut.

"Sudah waktunya untuk kembali ke meja perundingan dan mengumpulkan tawaran serius yang akan mengakhiri perselisihan ini," ungkap Brian Strutton.

Baca juga: Kemenhub Ingin Pilot Drone Disertifikasi

Sebelumnya seperti dikutip dari CNN, 93 persen pilot British Airways telah merencanakan pemogokan sejak Agustus lalu. Adapun pemogokan ini mengambil 3 hari kerja, yaitu tanggal 4 September, 10 September, dan 27 September 2019.

Pemogokan pertama kalinya dalam 4 dekade terakhir sejak 1970-an ini terjadi akibat pilot yang tidak menyetujui besaran kenaikan gaji. Disebutkan isu-isu pemotongan gaji dan hilangnya hari cuti tahunan menjadi faktor utama serikat pekerja melakukan mogok terbang.

"Mereka melakukannya (pemogokan) sebagai upaya terakhir karena frustrasi besar pada cara bisnis yang sekarang dijalankan BA," kata serikat pekerja dalam sebuah pernyataan.

Dari 3 hari pemogokan tersebut, serikat pekerja memperkirakan perusahaan akan menelan kerugian sekitar 120 juta poundsterling atau sekitar 147 juta dollar AS. Sementara itu, Perbedaan antara proposal BA dengan serikat pekerja akan menelan biaya sekitar 5 juta euro atau sekitar 6 juta dollar AS.

Terkait masalah besaran gaji, pihak British Airways telah menjelaskan permasalahan tersebut. Menurut pihaknya, kenaikan gaji sebesar 11,5 persen selama 3 tahun yang ditawarkan untuk serikat pekerja sudah wajar. Pun angka tersebut sudah di atas tingkat inflasi Inggris.

Untuk menangani masalah tersebut, pihaknya bakal menyesuaikan jadwal meski akan banyak kemungkinan meminta ganti rugi. Bahkan hingga saat ini, pihaknya tengah mempertimbangkan menggunakan pesawat dan kru dari maskapai lain, serta menjadwalkan pesawat yang lebih besar dari maskapai mitra untuk menerbangkan jumlah maksimum pelanggan.

Baca juga: British Airways Berlakukan Masuk Pesawat Berdasarkan Harga Tiket

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC, CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com