“Padahal industri baja lokal memiliki kemampuan memenuhi volume dan standar kualitas yang dibutuhkan," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum IZASI Yan Xu menambahkan, pengusaha lokal bisa memproduksi baja lapis 1,1 juta ton per tahun. Angka tersebut bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri sebanyak 1 juta ton pada tahun 2018.
“Seharusnya permintaan ini dapat dipenuhi industri lokal yang malah over supply. Impor karbon BJLAS dan Paduan BJLAS ini dirajai 90 persen impor oleh China dan Vietnam yang diketahui mengalami kenaikan dua kali lipat di 2016-2018 dan memenuhi demand (permintaan) nasional sebesar 57 persen, sebaliknya jatah industri lokal hanya 37 persen," kata dia.
Menurut Yan Xu, keterpurukan industri baja dalam negeri membuat Indonesia kembali mengalami defisit neraca perdagangan sebesar 1,93 miliar dollar AS di semester pertama 2019.
“IZASI sangat mengharapkan dukungan pemerintah melalui kerjasama intensif dan kolaboratif antar departemen terkait untuk bisa mengkaji ulang aturan-aturan mulai dari standardisasi industri, pasar, tertib tata niaga, penyerapan produk industri dalam negeri serta tenaga kerja lokal hingga investasi," ujar Yan Xu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.