Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kirim Manggis ke China, Kenaikan Nilai Ekspor Manggis Indonesia Naik

Kompas.com - 10/09/2019, 13:20 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) kembali berhasil mengekspor buah manggis ke daratan China.

Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman mengatakan negara empat musim seperti China dan negara-negara di Eropa menjadi salah satu destinasi favorit ekspor buah-buahan tropis, termasuk manggis.

"Kita kembali ekspor manggis via Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Internasional Minangkabau, melanjutkan rangkaian ekspor manggis sebelumnya," Liferdi melalui rilis tertulis, Selasa (10/9/2019).

Baca juga: Kementan Targetkan 60 Persen Lahan Serasi Ikut Asuransi

Untuk diketahui, pekan pertama September ini diberangkatkan 80 ton oleh PT Bumi Alam Sumatera melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitar 6,5 ton diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau oleh PT Buah Segar.

Liferdi menyebutkan, manggis tersebut berasal dari Pasaman, Agam, Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Sebagian lagi ada yang dari Penyabungan atau Mandailing Natal Sumatera Utara.

"Sejak Januari hingga awal September 2019 ini, kedua eksportir tersebut sudah mengekspor 3.000 ton lebih manggis," tambah Liferdi.

Kawasan manggis

Menurutnya, seiring peningkatan dan dinamika ekspor, Direktorat Jenderal Hortikultura akan membentuk kawasan manggis. 

"Sudah saatnya pengembangan kawasan buah berorientasi ekspor termasuk manggis berkembang dengan pendekatan korporasi. Luas kawasannya harus memenuhi skala ekonomi, lengkap dengan kelembagaan usaha tani dan perangkat hulu hilirnya," ujar Liferdi.

Direktur PT Bumi Alam Sumatera, Bayu Veski mengaku sangat antusias dan senang dengan komitmen Kementan mendorong ekspor manggis.

Baca juga: Ini Cara Kementan Tingkatkan Profesionalitas Pengawas Alsintan...

Menurut Bayu, saat ini kebun manggis milik kelompok tani yang memasoknya sudah banyak yang mengantongi sertifikat registrasi kebun Good Agricultural Practices (GAP) dari dinas pertanian setempat.

"Serifikat GAP tersebut ternyata sangat bermanfaat karena produk manggis petani jadi mudah dipasarkan terutama untuk ekspor," tambah Bayu.

Kenaikan nilai ekspor

Bayu menyebutkan harga juga bagus, di kisaran Rp 18.000 – 21.000 per kilogram (kg). Dirinya meyakini apabila harga terus stabil, petani tentu akan lebih bersemangat lagi merawat kebunnya.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi kenaikan nilai ekspor manggis sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai 32.300 dollar Amerika atau naik 58,7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya 20.4000 dollar Amerika.

Baca juga: Kementan: Perlu Penyediaan Informasi dalam Perluasan Lahan Pertanian

Volume ekspor manggis segar sepanjang 2018 pun diketahui sebanyak 38.800 ton, melonjak 324 persen dibanding 2017 yang hanya 29.7000 ton.

Rata-rata ekspor manggis mencapai 3.200 ton setiap bulan berasal dari sentra-sentra utama seperti Agam, Pasaman, Limapuluh kota, Subang, Sukabumi dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com