Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukalapak soal Kabar PHK: Penataan Diri Perusahaan Harus Dilakukan

Kompas.com - 10/09/2019, 20:10 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar kabar perusahan e-commerce Indonesia, Bukalapak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Keputusan PHK ini pun menimpa sejumlah divisi di internal Bukalapak.

Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono mengatakan, pihaknya ingin menjadikan Bukalapak menjadikan e-commerce yang berkelanjutan. Ini diwujudkan dengan sejumlah langkah.

"Kami ingin menjadi ecommerce yang sustainable, banyak yang kami lakukan. Mulai dari upgrade sistem, membuat banyak kebijakan dan SOP, rekrut talenta secara terkofus di berbagai level," kata Intan ketika dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (10/9/2019).

Intan tidak menjelaskan, dari sejumlah langkah besar itu apakah memang ada di dalamnya kebijakan PHK terhadap karyawannya. Ia enggan menyatakan secara gamblang atas PHK seperti yang sudah beredar ke publik.

"Ada banyak hal yang kami lakukan," ungkapnya.

Baca juga : Bukalapak Dikabarkan PHK Karyawan, Ada Apa?

Dia menambahkan, hingga saat ini Bukalapak masih tetap fokus meraih  target dan performa bisnis yang baik. Upaya itu ditempuh dengan sejumlah langkah-langkah.

"Kami ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih keuntungan, dan dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup. Kami menargetkan untuk dapat mencapai breakeven bahkan keuntungan dalam waktu dekat," jelasnya.

Sementara itu, Chief of Strategy Officer of Bukalapak, Teddy Oetomo menambahkan, Bukalapak ketika berdiri sembilan tahun lalu memang perkembangan teknologi belum  sepesat sekarang.

"Seiring dengan perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian maju dan beragam, penataan diri di dalam suatu  perusahaan tentunya juga harus dilakukan untuk mengikuti dinamika ini," kata Teddy terpisah dalam keterangannya.

Teddy mengatakan, Bukalapak ingin menjadi perusahaan yang terus tumbuh dan menciptakan dampak positif untuk Indonesia.  Karena  itu, Bukalapak perlu melakukan penyelarasan secara  internal  untuk menerapkan strategi bisnis jangka panjang.

"Melakukan penataan yang diperlukan, serta menentukan arah selanjutnya," ungkapnya.

"Menjadi sustainable e-commerce  penting bagi kami karena walaupun  pertumbuhan GMV adalah indikator  yang penting bagi semua e-commerce,  Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh dan menghasilkan kenaikan dalam monetisasi,  memperkuat profitabilitas, yang saat ini berjalan dengan baik dan bahkan melampaui ekspektasi kami," bebernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com