Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membeli Rumah Pertama Tanpa Harus KPR, Mungkinkah?

Kompas.com - 11/09/2019, 08:35 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki rumah sendiri adalah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Ditambah lagi, memiliki rumah dengan harga terjangkau di lokasi yang strategis.

Pekerja pertama pun kerap kali memimpikan bagaimana caranya menabung hingga akhirnya bisa membeli rumah dalam waktu tertentu.

Namun, terus naiknya harga properti membuat tidak semua orang bisa membeli rumah impian membuat pembelian rumah seakan sulit digapai.

Skema pembelian rumah seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebenarnya membantu impian kita untuk membeli rumah. Namun, tidak semua orang ingin menggunakan skema tersebut dengan berbagai alasan.

Baca juga : Bunga KPR Naik, Penjualan Rumah Jadi Seret

Annisa Ayu misalnya, salah satu pegawai swasta di Jakarta ini lebih memilih untuk menabung dan membeli rumah di kawasan Jakarta Timur secara tunai, patungan dengan suaminya.

"Aku nggak berani sama sekali ngutang dalam jumlah besar. Selain itu bunga KPR juga jadi pertimbangan lain untuk memilih beli rumah secara cash, aku kaya males ngeluarin uang lebih begitu untuk bunga," ujar Ayu ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (10/9/2019).

Tak hanya Ayu, Sandini Pasita (24 tahun) salah satu pegawai pemerintahan di Jakarta mengatakan, dirinya juga memilih membeli rumah secara tunai dengan cara yang sama. Menurut dia, dirinya merasa terbebani jika harus berutang dalam jumlah besar dengan waktu cicil yang cukup lama.

Perencana Keuangan Ahmad Ghozali mengatakan, kemungkinan pembelian rumah pertama tanpa KPR memang kecil kemungkinannya. Sebab, harga rumah terus naik dan kerap kali naiknya lebih dari keuntungan investasi.

"Jadi kalau berusaha ngejar harga rumah dengan cara investasi seringkali tidak terkejar," ujar dia.

Lalu bagaimana caranya membeli rumah tanpa KPR?

Membeli Rumah Second

Baik Ayu maupun Sandini membeli rumah bekas atau second untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai pasangan yang baru menikah. Tentu saja, proses pencarian rumah pun cukup memakan waktu mengingat harga rumah di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang sudah tidak lagi terjangkau untuk pekerja-pekerja tahun pertama.

"Beli rumah bekas, sebisa mungkin yang minim renovasi. Alhamdulillah aku dapat rumah yang sebenarnya nggak perlu renovasi bisa langsung ditinggali," ujar Ayu.

Adapun Sandini yang mendapatkan ruumah di kawasan Bintara, Bekasi Barat menceritakan hal yang sama. Dia pun memerlukan waktu cukup lama, hingga akhirnya bisa menemukan rumah tersebut, tentu dengan harga yang menurutnya cukup rasional.

"Waktu itu nggak mikir panjang pas nemu rumah ini, karena tau harga ppasaran di daerah rumah ini berapa, kita lumayan dapat good deal," ujar dia.

Mencari Penjual Rumah yang 'BU'

Ayu mengatakan, salah satu kunci dirinya bisa mendapatkan rumah 'bekas' dengan harga yang menurutnya rasional adalah dengan mencai penjual rumah yang benar-benar butuh uang. Sehingga, proses negosiasi pun berjalan secara lebih mudah.

"Aku mencari orang yang jual rumah karena BU (butuh uang). Soalnya pasti harganya miring," ujar dia.

 

Tunai Bertahap

Sandini menjelaskan, dalam proses pembelian rumah, dirinya tidak melakukan secara benar-benar cash, namun secara tunai bertahap. Artinya, dalam proses pembayarannya dia lakukan secara berjangka dengan tenor waktu tertentu antara penjual dan pembeli.

"Dibilang cash sih iya, antara penjual dan pembeli. Tapi kalo realnya sih nyicil juga kok," ujar dia.

"Alhamdulillah stable job-nya, jadi tiap bulan lancar nyicil walaupun ngga pake sistem autodebet dari bank," ujar Sandini.

Berbagai cara untuk membeli rumah bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Tentu, preferensi rumah pun harus disesuaikan dengan budget. Jika memang akan mencicil, pastikan sudah memiliki pekerjaan tetap sehingga proses mencicil tidak menjadi beban yang memberatkan.

Jadi, sudah siap beli rumah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com