Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilanda Polemik Audisi Bulu Tangkis, Intip Gurita Bisnis Grup Djarum

Kompas.com - 11/09/2019, 12:31 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Bulu Tangkis PB Djarum secara resmi menghentikan audisi pencarian bibit atlet bulu tangkis mulai tahun 2020.

Hingga saat ini, banyak pihak masih memperdebatkan polemik dihentikannya audisi beasiswa yang telah melahirkan banyak pemain bulutangkis andalan Indonesia itu.

Keputusan tersebut diambil usai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.

Status nama dari yayasan yang sama dengan merek rokoklah yang menjadi isu utama dalam perdebatan yang masih panas hingga saat ini.

Baca juga: Djarum: PB Djarum adalah Nama Klub dan Bukan Merek Rokok

Lalu, apakah bisnis kretek menjadi satu-satunya sumber pendapatan Grup Djarum?

Dikutip dari laman resmi Djarum, Rabu (11/9/2019), Oei Wie Gwan membangun pondasi bisnis kreteknya di Kudus pada 21 April 1951.

Bisnis kretek tersebut terus berkembang, hingga akhirnya generasi kedua mulai mengambil alih bisnis ketika Oei meninggal dunia pada 1963.

Dua putra Oei, yakni Hartono bersaudara Michael dan Robert terus mengembangkan bisnis keluarga dan menjadi keluarga terkaya di Indonesia. Bahkan, keluarga mereka masuk ke dalam daftar 25 keluarga terkaya di dunia di posisi ke-22.

Baca juga: Grup Djarum Memulai Pembangunan Pabrik Gula di Sumba Timur NTT

Bisnis Kian Menggurita...

Adapun kekayaan keluarga itu, yang saat ini dipimpin oleh Hartono bersaudara tercatat mencapai 32,5 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 461 triliun.

Bloomberg menyematkan kata "NEW" dalam pemeringkatan tersebut terhadap keluarga Hartono. Artinya, keluarga Hartono baru masuk dalam daftar keluarga terkaya di dunia  tersebut pada tahun ini.

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono pun merupakan orang terkaya di Indonesia.

Di dalam daftar 100 orang terkaya di dunia versi Bloomberg, Robert Budi Hartono menduduki posisi ke 80 dengan total kekayaan menccapai 15,7 miliar dollar AS, sedangkan Michael Hartono meduduki posisi ke 91 dengan kekayaan hingga 14,7 miliar dollar AS.

Di tangan Hartono bersaudara, Djarum memperluas lini bisnisnya ke sektor properti, perbankan, elektronik, pulp dan kertas, perkebunan, telekonomunikasi hingga yang teranyar merambah industri digital melalui perusahaan modal ventura GDP Venture.

Baca juga: Keluarga Hartono Masuk Daftar 25 Keluarga Terkaya di Dunia

Di lini bisnis perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI), Grup Djarum memiliki PT Hartono Plantation Indonesia. Selain itu, mereka juga mengembangkan bisnis elektronik melalui Polytron.

Grup Djarum berencana fokus memproduksi televisi, kulkas, AC dan telepon seluler (ponsel). Perusahaan itu berambisi memenangkan pasar televisi LCD dan LED yang masih dipegang pabrikan Jepang dan Korea Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com