Khusus untuk bisnis ponsel, perusahaan itu akan mengeluarkan terobosan anyar.
Asal tahu saja, Grup Djarum juga memiliki bisnis properti dan perhotelan. Proyeknya antara lain mal Daan Mogot, WTC Mangga Dua, Grand Indonesia dan perumahan Resinda di Karawang, Jawa Barat.
Meskipun lini bisnis utama tak melantai di bursa, setidaknya terdapat dua perusahaan Grup Djarum yang menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Saham BBCA merupakan salah satu saham dengan kinerja terbaik di bursa. Pasalnya, kinerja perusahaan setiap tahun juga menunjukkan prospek bisnis yang cerah.
Baca juga: Hartono Bersaudara Masuk Daftar 100 Orang Terkaya di Dunia
Hingga kuartal II-2019 laba bersih BCA tercatat tumbuh 12,61 persen menjadi Rp 12,86 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun Sarana Menara Nusantara yang bergerak di sektor telekomunikasi pada semester I-2019 mencatatkan penurunan laba periode berjalan sebesar 7,97 persen menjadi Rp 993,51 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Victor Rachmat Hartono, Martin Basuki Hartono dan Armand Wahyudi Hartono merupaka tiga sosok yang paling kerap disoroti.
Victor merupakan putra sulung Budi Hartono yang kini menjabat sebagai Direktur Operasi PT Djarum. Selain itu, dirinya juga menduduki posisi Presiden Direktur program taggung jawab Djarum Grup, yakni Djarum Foundation.
Sementara itu, Martin memegang bisnis sektor digital lewat perusahaan modal ventura PT GDP Venture yang fokus mendanai perusahaan rintisan alias startup.
Adapun Armand saat ini menjabat Wakil Presiden Direktur BCA berdampingan dengan Jahja Setiaatmadja yang memegang peran sebagai Presiden Direktur.
Kini, Djarum Grup telah berada di bawah kendali generasi ketiga. Bisa dikatakan, generasi ketiga Djarum Grup memiliki tantagan yang berbeda dengan para pendahulunya.
Baca juga: Ini Gaya Hidup Armand Hartono, Putra Mahkota Grup Djarum
Saat ini pun, kerajaan bisnis Djarum harus bisa lincah dalam menghadapi disrupsi teknologi.
Keberadaan GDP Venture bisa jadi merupakan salah satu upaya Djarum Grup untuk bisa terus mengembangkan bisnisnya di era disrupsi digital ini.
Dari laman resminya, GDP Ventures mendanai beberapa perusahaan rintisan seperti Kaskus, Mindtalk, Blibli.com, Cumi, Garasi.id, Gojek, Infokost.id, Tiket.com, Tinkerlust, Bobotoh.id, Bolalob, Beritagar.id, IDN Media, Dailysocial.id, Endeus, Historia, Kurio, Kumparan, Kicir, Opini.id, Womantalk.com, dan perusahaan rintisan yang menawarkan jasa solusi lainnya.
Teranyar, dikutip dari CB Insight, GDP venture terlibat dalam pendanaan seri A startup fotografer profesional SweetEscape bersama dengan konsorsium.
Besaran dana segar yang disuntikkan mencapai 6 juta dollar AS per Juli 2019 lalu.
Tak hanya menunjukkan taringnya di lini bisnis digital melalui GDP Venture, lini bisnis perbankan pun tak ketinggalan dalam melakukan trasnformasi digital. Tahun ini saja, BCA telah menganggarkan hingga Rp 5,2 triliun dari belanja modal mereka untuk mengembangkan layanan digital.
Besaran belanja modal tersebu tumbuh 24 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.