Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien BPJS Lari ke Puskesmas, Asosiasi Klinik Menjerit

Kompas.com - 12/09/2019, 21:12 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) menjerit lantaran banyak pasien BPJS Kesehatan yang lari ke puskesmas untuk mendapatkan fasiltas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

Sekjen Aslin Rizal mengatakan, bila situasi ini terus berlanjut, maka ini akan mejadi sinyal bahaya untuk klinik-klinik yang melayani BPJS Kesehatan dan juga negara.

"Kalau ini berjalan terus, ini bahaya, klinik akan tutup, dan defisit (BPJS Kesehatan)juga akan besar," ujarnya di Kantor Ombudsman, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

"Kenapa? Karena setiap dokter puskesmas setiap dia enggak mampu, langsung kasih rujukan. Ini akan berdampak besar bagi negara," sambungnya.

Baca juga: Suplai Obat Distop, Rumah Sakit Tagih Tunggakan BPJS Kesehatan Rp 6,5 Triliun

Kondisi itu kian berat lantaran sudah 4 tahun kata Rizal, dana kapitasi untuk klinik tidak naik. Saat ini dana kapitasi untuk klinik Rp 10.000 per pasien termasuk untuk dokter gigi di klinik tersebut.

"Kalau gini terus klinik akan banyak tutup. Karena enggak sesuai dengan costnya. Belum lagi dokter gigi teriak  kayak tukang parkir di bayar Rp 2.000 per pasien. Ini yang harus dipikirkan," kata dia

Belum lagi ada tunggakan dari BPJS Kesehatan yang masih terjadi sekitar 3 bulan.

Baca juga: Humas Kemenkeu: Kenaikan Iuran Peserta Mandiri BPJS Kesehatan Harusnya 300 Persen

Asklin meminta agar fungsi puskemas dikembalikan ke fungsi awal yakni preventif atau pencegahan penyakit bukan ikut memberikan layanan pengobatan.

Sebab kata Rizal, dengan begitu maka bila dokter puskesmas tidak mampu mengobati pasien, maka langsung memberikan rujukan ke rumah sakit yang biayanya ditanggung BPJS Kesehatan.

"Kami pikirkan defisit, sebenarnya terpengaruh dari puskesmas. Kalau setiap pasien datang ke puskesmas, kalau dia begitu gampangnya untuk merujuk ke rumah sakit, ini biayanya besar bagi BPJS Kesehatan," kata dia.

Baca juga: Sri Mulyani Disalahkan atas Kenaikan Iuran BPJS, Ini Jawaban Kemenkeu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com