Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Minyak di Arab Saudi Diserang, Konsumen AS yang Paling Terpukul

Kompas.com - 16/09/2019, 15:42 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengendara mobil di Amerika Serikat (AS) mungkin yang paling merasakan pukulan dari kenaikan harga minyak setelah terjadinya serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi.

Sejauh ini, minyak dari Saudi menyumbang hampir setengah dari semua impor minyak mentah AS.

Serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada Sabtu (14/9/2019) dan menghancurkan lebih dari 5 persen dari pasokan minyak global dan membuat harga minyak melonjak hingga 20 persen.

Harga bensin eceran di AS kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang karena harga bensin berjangka melonjak lebih dari 10 persen pada perdagangan Minggu (15/9/2019), kata para analis. Harga rata-rata di AS untuk bensin reguler saat ini sebesar 2,57 dollar AS per galon.

Namun, pengendara mobil di California, sekitar 8.000 mil (13.000 km) jauhnya dari Arab Saudi, bisa dihantam paling keras. Kilang di negara bagian itu sangat bergantung pada impor untuk pasokan karena lokasinya yang terisolasi dan kurangnya pipa untuk menghubungkannya dengan negara-negara bagian kaya minyak seperti Texas.

Baca juga : Kilang Aramco Diserang Drone, Harga Minyak Bisa Tembus 100 Dollar AS?

Arab Saudi mengekspor lebih dari 7 juta barel minyak mentah setiap hari, sebagian besar ke Asia. Tetapi sekitar 47 persen dikirimkan ke Pantai Barat Amerika Serikat.

Untuk 12 bulan yang berakhir pada Juni 2019, Pantai Barat AS mengimpor rata-rata 11,40 juta barel setiap bulan minyak mentah Saudi, sebagian besar dikirim ke sejumlah kilang yang berbasis di California, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.

 

"Saya benar-benar berpikir kemungkinan bahwa Pantai Barat akan melihat lebih banyak dampak penetapan harga daripada wilayah lain karena mereka lebih terikat pada impor Saudi," kata Patrick DeHaan, Kepala Analisis Perminyakan GasBuddy seperti dikutip Reuters via Kontan.co.id, Senin (16/9/2019).

Arab Saudi menyumbang sekitar 37 persen dari total impor minyak asing California pada 2018, menurut data Komisi Energi California.

"Arab Saudi selalu berusaha menggambarkan dirinya sebagai pemasok minyak mentah yang dapat diandalkan ke pasar dan untuk alasan ini kami pikir mereka akan memilih memasok pasar ekspor untuk minyak mentah terlebih dahulu dari produk," kata Robert Campbell, Kepala Penelitian Produk Minyak di Energy Aspek.

Di antara pembeli terbesar minyak mentah Arab Saudi adalah kilang Chevron Corp di Richmond, California sebanyak 245.000 barel per hari (bpd) dan kilang El Segundo di California sebesar 269.000 barel per hari.

Seorang juru bicara Chevron mengatakan kepada Reuters, sumber minyak mentah Chevron dari "banyak pemasok global," dan mereka akan "mengambil tindakan yang diperlukan untuk terus memenuhi kebutuhan pasar."

 

Amerika Serikat memiliki lebih dari 640 juta barel cadangan minyak yang dapat mengimbangi pasokan yang lebih ketat sebagai akibat dari serangan fasilitas minyak Arab Saudi.

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mengizinkan pelepasan minyak dari cadangan minyak strategis jika diperlukan dalam jumlah yang akan ditentukan.

"Saya belum berpikir daerah mana pun akan melihat 'lonjakan' harga karena serangan itu. Tetapi tentu bisa terjadi jika produksi Arab Saudi tidak kembali ke 90% dari normal dengan sangat cepat," kata DeHaan. (Khomarul Hidayat)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul : Fasilitas minyak Arab Saudi diserang, warga Amerika Serikat yang paling terpukul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com