JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengendara mobil di Amerika Serikat (AS) mungkin yang paling merasakan pukulan dari kenaikan harga minyak setelah terjadinya serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi.
Sejauh ini, minyak dari Saudi menyumbang hampir setengah dari semua impor minyak mentah AS.
Serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada Sabtu (14/9/2019) dan menghancurkan lebih dari 5 persen dari pasokan minyak global dan membuat harga minyak melonjak hingga 20 persen.
Harga bensin eceran di AS kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang karena harga bensin berjangka melonjak lebih dari 10 persen pada perdagangan Minggu (15/9/2019), kata para analis. Harga rata-rata di AS untuk bensin reguler saat ini sebesar 2,57 dollar AS per galon.
Namun, pengendara mobil di California, sekitar 8.000 mil (13.000 km) jauhnya dari Arab Saudi, bisa dihantam paling keras. Kilang di negara bagian itu sangat bergantung pada impor untuk pasokan karena lokasinya yang terisolasi dan kurangnya pipa untuk menghubungkannya dengan negara-negara bagian kaya minyak seperti Texas.
Baca juga : Kilang Aramco Diserang Drone, Harga Minyak Bisa Tembus 100 Dollar AS?
Arab Saudi mengekspor lebih dari 7 juta barel minyak mentah setiap hari, sebagian besar ke Asia. Tetapi sekitar 47 persen dikirimkan ke Pantai Barat Amerika Serikat.
Untuk 12 bulan yang berakhir pada Juni 2019, Pantai Barat AS mengimpor rata-rata 11,40 juta barel setiap bulan minyak mentah Saudi, sebagian besar dikirim ke sejumlah kilang yang berbasis di California, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.
"Saya benar-benar berpikir kemungkinan bahwa Pantai Barat akan melihat lebih banyak dampak penetapan harga daripada wilayah lain karena mereka lebih terikat pada impor Saudi," kata Patrick DeHaan, Kepala Analisis Perminyakan GasBuddy seperti dikutip Reuters via Kontan.co.id, Senin (16/9/2019).
Arab Saudi menyumbang sekitar 37 persen dari total impor minyak asing California pada 2018, menurut data Komisi Energi California.
"Arab Saudi selalu berusaha menggambarkan dirinya sebagai pemasok minyak mentah yang dapat diandalkan ke pasar dan untuk alasan ini kami pikir mereka akan memilih memasok pasar ekspor untuk minyak mentah terlebih dahulu dari produk," kata Robert Campbell, Kepala Penelitian Produk Minyak di Energy Aspek.
Di antara pembeli terbesar minyak mentah Arab Saudi adalah kilang Chevron Corp di Richmond, California sebanyak 245.000 barel per hari (bpd) dan kilang El Segundo di California sebesar 269.000 barel per hari.
Seorang juru bicara Chevron mengatakan kepada Reuters, sumber minyak mentah Chevron dari "banyak pemasok global," dan mereka akan "mengambil tindakan yang diperlukan untuk terus memenuhi kebutuhan pasar."
Amerika Serikat memiliki lebih dari 640 juta barel cadangan minyak yang dapat mengimbangi pasokan yang lebih ketat sebagai akibat dari serangan fasilitas minyak Arab Saudi.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mengizinkan pelepasan minyak dari cadangan minyak strategis jika diperlukan dalam jumlah yang akan ditentukan.
"Saya belum berpikir daerah mana pun akan melihat 'lonjakan' harga karena serangan itu. Tetapi tentu bisa terjadi jika produksi Arab Saudi tidak kembali ke 90% dari normal dengan sangat cepat," kata DeHaan. (Khomarul Hidayat)
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul : Fasilitas minyak Arab Saudi diserang, warga Amerika Serikat yang paling terpukul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.