Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Risiko Kabut Asap di Ibu Kota yang Baru Paling Rendah

Kompas.com - 16/09/2019, 17:26 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi lokasi ibu kota baru pun tak luput dari kabut asap yang dipicu oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Bahkan, setidaknya terdapat 23 penerbangan dari dan ke Bandara APT Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur yang dibatalkan pada Sabtu (14/9/2019) lalu.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menjelaskan pihaknya telah melakukan kajian di lokasi ibu kota baru yang terletak di Kabupaten Penajem Pasar Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara.

Berdasarkan hasil kajian tersebut, pihaknya telah memastikan lokasi ibu kota baru tidak mengandung gambut serta bahan lain yang mudah terbakar seperti batu bara.

"Yang pasti di sana itu lokasi tanah sudah dicek tidak mengandung bahan gambut maupun bahan yang mudah terbakar seperti batu bara," ujar Bambang di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Adapun mengenai potensi terpapar kabut asap, menurut dia menjadi hal yang lumrah. Pasalnya, negara lain seperti Singapura dan Malaysia pun juga terdampak hal serupa.

Bambang mengatakan, kabut asap merupakan risiko yang harus dihadapi. Pasalnya, kedua lokasi ibu kota baru dipandang sebagai wilayah yang paling aman dari segala potensi bencana.

"Jadi ini bencana mungkin terjadi, tapi yang pasti risiko terjadi di sana paling kecil di antara lokasi yang kita pilih," jelas dia.

Dia pun menegaskan, hingga saat ini dia belum menerima laporan mengenai potensi titik panas di kawasan lokasi ibu kota baru.

"Titik panas tidak di situ, dan itu kan sekarang jadi hutan tanaan industri. Selama belum ada laporan apa-apa berarti kondisi di sana baik-baik saja," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com