Produk yang dimaksud adalah rokok elektrik bernama IQOS. Dengan IQOS, tembakau tidak dibakar, melainkan dipanaskan dalam suhu 350 derajat Celcius.
Seperti kata Riley, membakar tembakau adalah masalah, namun memanaskannya adalah solusi.
“Kami menghabiskan 10 tahun pengembangan sebelum akhirnya diluncurkan di Jepang pada 2015,” ujarnya.
Riley menyebut, di beberapa negara IQOS secara signifikan menurunkan jumlah perokok. Selain itu, produk ini sudah memperoleh persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA), BPOM-nya Amerika Serikat.
Di Jepang saja, 50 persen produk yang dijual Philip Morris International adalah IQOS.
Ada pula sejumlah negara di mana IQOS ampuh menekan jumlah perokok, semisal Malaysia, Korea Selatan, dan Selandia Baru.
Baca juga: Kembangkan Produk Tembakau Alternatif, Ini 6 Tantangannya
Namun, ada pula beberapa negara yang masih resisten dengan kehadiran IQOS lantaran persoalan regulasi, ambil contoh Singapura.
Terkait hal ini, Riley mengaku pihaknya terus berupaya memperkenalkan produk alternatif ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.