Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huawei Luncurkan Atlas 900, Superkomputer Tercepat untuk Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 20/09/2019, 13:30 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SHANGHAI, KOMPAS.comHuawei meluncurkan satu lagi produk baru untuk mendorong transformasi digital dan eksplorasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), Atlas 900.

Kemampuan Atlas 900 setara dengan 500.000 komputer pribadi (PC) dengan spesifikasi terbaik yang ada saat ini. Superkomputer ini disebut punya kecepatan pemrosesan hingga 256–1024 PFLOPS pada FP16.

Riset dasar hingga penjelajahan asal-usul semesta diklaim dapat menggunakan Atlas 900, untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih cepat.

“Sekarang adalah era baru eksplorasi. Samudera potensi tak berbatas sudah menanti dan tak cukup satu kapal untuk dapat melintasinya. Kita harus bekerja bersama, merebut peluang bersejarah, dan meningkatkan (komputasi) kecerdasan ke level baru,” ungkap Deputy Chairman Huawei, Ken Hu, saat menjadi pembicara kunci di forum Huawei Connect 2019, Rabu (18/9/2019).

Baca juga : Huawei Ungkap Strategi Bisnis Komputasi, Termasuk Ekosistem Terbuka

Penggunaan Atlas 900, sebut Ken, akan membawa banyak ruang kemungkinan untuk beragam area riset sains dan inovasi bisnis. Peluang ini membentang dari ranah astronomi hingga eksplorasi migas.

“Untuk proses pengujian AI yang biasanya makan waktu berbulan-bulan, Atlas 900 dapat menyelesaikannya dalam hitungan detik,” janji Ken.

Cluster Atlas 900 tersusun atas ratusan prosesor Ascend, produk prosesor Huawei yang memang dirancang khusus untuk kebutuhan komputasi terkait kecerdasan buatan. Selain Ascend, Huawei punya tiga kategori prosesor lain dengan peruntukan yang berbeda pula. Arsitektur Da Vinci yang diluncurkan Huawei pada 2018, menjadi kerangka Atlas 900.

Rekor kecepatan uji

Dalam pengujian, Atlas 900 hanya butuh waktu 59,8 detik untuk merampungkan simulasi ResNet-50, standar pengujian terbaik yang ada sekarang untuk mengukur kinerja produk atau sistem berbasis AI.

Hasil tes ini merupakan rekor baru dunia, ujar Ken, yaitu lebih cepat sekitar 10 detik dibandingkan peranti pengujian buatan vendor lain yang ada sekarang.

“Hanya 10 detik? Tahukah Anda apa arti 10 detik dalam pengujian seperti ini? Ibarat lomba lari marathon dan pelari pertama menyelesaikan perlombaan, 10 detik itu cukup untuk dia minum sebotol air sampai pelari kedua melintasi garis finis,” ungkap Ken beranalogi.

Huawei telah menggandeng Observatorium Astronomi Shanghai dan organisasi Square Kilometre Array (SKA) untuk menguji kedigdayaan Atlas 900. Video yang dipertontonkan dalam ajang bertema Advanced Intelligence ini memperlihatkan waktu yang diperlukan untuk mengukur batas paling selatan semesta.

Ada lebih dari 200.000 bintang yang tak semuanya dapat dilihat mata telanjang dalam pemetaan yang dibuat SKA. Sebelum ada produk Atlas dari Huawei, butuh para astronom butuh waktu 169 hari untuk riset penemuan benda langit.

Dengan Atlas 900, pekerjaan yang sama selesai dalam waktu 10 detik. Tak hanya menghitung benda langit, data yang didapat mencakup pula detail informasi dari benda langit tersebut.

“Dari 169 hari menjadi 10 detik, itu revolusioner. Ini akan memberikan banyak waktu tambahan bagi para ilmuwan untuk melakukan lebih banyak pekerjaan penting lain,” tegas Ken.

Cloud dan diskon untuk penelitian

Untuk menyempurnakan kehadiran Atlas 900, Huawei meluncurkan pula layanan Cluster Cloud El.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com