Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Penerbangan di Kertajati, Garuda Indonesia Tunggu Operasional Tol Cisumdawu

Kompas.com - 20/09/2019, 16:31 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia Tbk telah menutup layanan rute penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat sejak akhir Agustus lalu.

Akan tetapi, manajemen maskapai plat merah ini masih menaruh harapan bisa membuka penerbangan kembali.

"Sifatnya sementara mungkin ya," kata Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk. Ikhsan Rosan kepada Kompas.com, Jakarta, Jumlmat (20/9/2019).

Ikhsan menjelaskan, pada dasar sebuah maskapai penerbangan akan membuka rute penerbangan di sebuah bandara jika penumpangnya ramai. Sehingga, kondisi ini tentu akan mempengaruhi tingkat keterisian penumpang atau load factor dalam pada penerbangan.

"Poinnya, maskapai itu ketika rutenya bagus pasti akan terbang," tuturnya.

Menurut dia, saat ini para penumpang belum begitu nyaman melakukan penerbangan langsung ke Kertajati. Sebagian besar masih memilih ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, ketika ingin ke Bandung atau Jabar.

Meskipun demikian, keberadaan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 61,5 kilometer (km) akan berdampak positif pada Kertajati. Kini tol itu masih dalam proses pembangunan.

"Katanya Cisumdawu kan sedang dibangun, (mungkin) pasar bergerak lagi ya sudah kita mungkin bisa masuk lagi," terangnya.

"Nanti kalau Cisumdau sudah buka, sudah rame, penumpang sudah nyaman, fasilitas lengkap, kemungkinan kita buka lagi (rute penerbangan)," tambahnya.

Dia mengungkapkan, layanan rute penerbangan di Kertajati ini sudah ditutup sejak akhir Agustus lalu. Selamanya ini, hanya ada satu penerbangan buang dibuka oleh Garuda Indonesia yakni Kertajati-Denpasar dan sebaliknya.

"Sejak Agustus sudah enggak terbang. Nah, awalnya tingkat keterisian penumpangnya bagus, cuma lama-lama turun," sebut dia.

Ia menyebutkan, ketika masih beroperasi beberapa waktu lalu, normalnya tingkat load factor mencapai 80 persen sekali terbang. Namun, seiring waktu secara perlahan terus menurun dan minim.

"Karena kita enggak mungkin terbang kalau kosong penumpang kan? (pertimbnagan) cost operasional juga," jelasnya.

"Jadi memang alasan komersial lah," lanjutnya.

Dikatakannya, rendahnya keterisian penerbangan Garuda Indonesia di Kertajati karena minat penumpang yang masih rendah. Faktor kenyamanan menjadi salah satu alasan penumpang tidak memilih langsung ke Kertajati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com