Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Perang Dagang, Golkar Berharap China Merelokasi Pabrik ke Indonesia

Kompas.com - 22/09/2019, 08:07 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto berharap China mau merelokasi sejumlah pabriknya dari negara lain ke Indonesia.

Dalam jamuan makan siang, Airlangga menyampaikan kepada Kepala Polit Biro Hubungan Internasional PKC (Head of International Department Communist Party of China) Song Tao, bahwa pemerintah Indonesia menawarkan berbagai kemudahan untuk relokasi tersebut.

Partai Golkar selama ini mendukung pemerintah dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi.

Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia terus berupaya melahirkan berbagai kebijakan yang mendukung iklim investasi, seperti pemberian insentif pajak dan pemangkasan perizinan.

“Kami menyampaikan bahwa berbagai kemudahan ditawarkan pemerintah Indonesia,” kata Airlangga usai bertemu Song Tao di Jia Restaurant Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (21/9/2019).

Baca juga: Golkar Akan Kerja Sama dengan PKC di Bidang Ini

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah akan mengubah kebijakan yang dirasa menghambat masuknya investasi asing.

Setidaknya, ada 74 undang-undang yang akan direvisi untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

"Setelah pelantikan DPR baru nanti kami akan mengajukan banyak sekali revisi-revisi undang-undang. Kemarin kami hitung ada 74 revisi UU yang kami mintakan agar kecepatan kita bersaing dengan negara-negara lain dapat kita miliki," kata Jokowi dilansir Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Menurut Jokowi, kondisi ekonomi dunia kini memiliki beragam persoalan sehingga pengusaha-pengusaha lokal diharapkan lebih aktif mengambil kesempatan.

Perang dagang buka peluang

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) memunculkan potensi relokasi pabrik, baik dari Taiwan, China, Vietnam, Thailand, maupun negara lain ke Indonesia

Panasonic merupakan salah satu contoh industri yang merelokasi pabrik dari Malaysia ke PT Panasonic Manufacturing Indonesia.

Indonesia memiliki daya tarik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Pasalnya, Indonesia adalah satu-satunya negara demokratis di kawasan ASEAN yang cukup stabil selama 20 tahun terakhir.

Keterampilan tenaga kerja Indonesia juga sudah bisa bersaing dengan negara lain. Selain itu, Indonesia memiliki bahan baku untuk mendukung keberlangsungan industri.

Baca juga: Pikat Perusahaan yang Terdampak Perang Dagang, Thailand Tebar Insentif

Pemerintah juga telah melahirkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan.

Regulasi itu merupakan upaya untuk mengembangkan industri berbasis inovasi.

Dengan adanya PP itu, industri yang mengembangkan research and development di Indonesia bisa mendapat fasilitas super deduction tax hingga 300 persen.

Selain itu, industri padat modal yang melakukan relokasi juga mendapat potongan pajak hingga 60 persen.

Jawa Tengah prospektif

Sebelumnya, politisi Partai Golkar Dito Ganundito mendukung rencana pemerintah menyiapkan Provinsi Jawa Tengah sebagai kawasan pembangunan pabrik tekstil hasil relokasi industri asing, termasuk dari China.

Ia menegaskan, pemerintah mesti menjadi stabilitas keamanan dan mempermudah perizinan agar investor mau memindahkan pabriknya ke Tanah Air.

Relokasi merupakan salah satu gagasan kebijakan pemerintah guna mendukung kebutuhan industri tekstil nasional. Langkah itu juga bertujuan meningkatkan ekspor dari sektor industri tekstil.

Jika ekspor meningkat, ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diharapkan terus meningkat.

“Tentunya diharapkan ini juga bisa mendongkrak upah minimum kabupaten/kota (UMK) Provinsi Jawa Tengah. Karena, UMR di Jawa Tengah relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain,” ujar Dita dilansir Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Baca juga: Fraksi Golkar Dukung Jawa Tengah Jadi Kawasan Industri Tekstil

Dalam pembahasan peluang investasi di Indonesia dengan Song Tao, Ketua Umum Partai Golkar juga membicarakan potensi kerja sama di bidang mineralisasi logam, seperti yang tengah disiapkan di Morowali dan industri otomotif.

Selama hampir dua jam, Song Tao dan Airlangga membahas berbagai hal. Mulai dari hubungan kerja sama kedua partai, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, serta kerja sama bidang ekonomi dan kebudayaan.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Kepala Polit Biro Hubungan Internasional PKC (Head of International Department Communist Party of China) Song Tao di Restaurant Jia Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (21/9/2019)Dok. Partai Golkar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Kepala Polit Biro Hubungan Internasional PKC (Head of International Department Communist Party of China) Song Tao di Restaurant Jia Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (21/9/2019)

Adapun politisi Partai Golkar yang mendampingi Airlangga di antaranya Agus Gumiwang Kartasasmita, Lodewijk F. Paulus, Happy Bone Zulkarnain, Ace Hasan Syadzilly, dan Nurul Arifin.

Sementara itu, Song Tao didampingi Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian.

Sebelumnya, Penasihat Hubungan Luar Negeri Presiden Xi Jinping itu bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat (20/9/2019).

Pada hari yang sama, Tao bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Hotel Mandarin, Jakarta. Lantas, ia bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Rumah Kertanegara, Jakarta.

Sebagai informasi, PDI-P, Partai Gerindra, dan Partai Golkar merupakan tiga partai teratas yang meraup suara terbanyak pada pemilu legislatif 2019. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com