Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milenial Mau Mulai Investasi? Begini Langkahnya

Kompas.com - 23/09/2019, 07:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Mengapa harus beragam? Karena kalau kamu menaruh semua dana di satu instrumen investasi saja, mana kala instrumen tersebut jeblok. Maka hangus juga investasi kamu.

Itulah mengapa pentingnya kamu perlu menaruh portofolio di aset yang beragam. Jika satu aset turun dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kamu masih memiliki aset di instrumen investasi lainnya.

Selain itu, kebutuhan kamu juga beragam dan semakin beragam kedepannya. Kebutuhan yang beragam ini tidak akan cukup dengan satu aset investasi.

"Kebutuhan kita itu beragam, entah jalan jalan, beli kamera, dana darurat, atau semuanya. Otomatis semua itu enggak bisa dibackup dengan satu aset," kata Prita.

Baca juga: Milenial Ingin Investasi? SBR008 Bisa Dibeli Mulai Hari Ini

Bagaimana dengan emas?

Meski tidak ada instrumen investasi yang paling tepat untuk semua orang, Prita tetap menyarankan Anda untuk menaruh portofolio Anda di berapa aset. Salah satu aset yang tidak boleh dilupakan adalah logam mulia alias emas.

Bahkan, Prita menyebut emas mesti ada dalam setiap portofolio investasi. Terkait besarannya, itu tergantung diri Anda. Biasanya orang yang bermain konservatif akan menaruh aset di emas sebesar 30 persen.

Mengapa demikian? Seperti yang Anda tahu, emas lebih mudah untuk dijangkau ketimbang investasi lain.

Pun orang lebih familiar dan mengenal emas. Bahkan, para orang tua sering kali berinvestasi dalam bentuk emas sejak dulu, baik emas batangan maupun emas perhiasan.

Secara statistik, nilai emas terus naik sehingga kamu bisa lindung nilai dalam investasi emas. Potensi kenaikannya selalu nyaris di atas inflasi, meski tidak sebesar return investasi saham.

"Emas selalu memberikan potensi kenaikan nyaris di atas inflasi. Kalau yang jauh di atas inflasi mah namanya bisnis. Makanya mindset-nya harus investasi," kata Prita

Bahkan sejak 5 tahun belakangan, harga emas cenderung naik. Dari Januari-Agustus 2019, kenaikan harga emas sudah hampir 10 persen dengan kenaikan tertinggi tanggal 4 September, yakni Rp 775.000 per gram.

Nah, pada masa ekonomi global sedang tidak ada bagus-bagusnya, para investor akhirnya beralih menyimpan dananya ke aset safe haven seperti emas. Itulah mengapa emas seringkali dijadikan back-up aset karena keamanannya.

Tidak hanya itu, Prita mengatakan emas memudahkan seseorang untuk mencapai kemampuan finansial saat semua aset sedang turun. Untuk itu juga lah dia menyarankan untuk mendiversifikasikan portofolio.

"Jadi itulah emas yang harus ada dalam portofolio seseorang. Kalau enggak percaya, tanya saja pemerintah kenapa cadangan devisanya emas?" tandasnya.

Baca juga: Studi: Milenial Paling Pelit soal Uang Tip

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com