Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sidang Umum PBB, PM Norwegia Apresiasi Kebijakan Perikanan Indonesia

Kompas.com - 25/09/2019, 22:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

NEW YORK, KOMPAS.com - Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengapresiasi kebijakan perikanan Indonesia. Dia menilai Indonesia yang telah berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi laut berkelanjutan, salah satunya dalam memberantas Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing.

Hal itu disampaikan Erna dalam pertemuan a High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy (HLP) yang merupakan rangkaian Sidang Umum PBB ke-74 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (23/9/2019).

“Menurut kami, Indonesia adalah contoh negara yang berhasil memberantas illegal fishing dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan itu dikarenakan pemerintah menaruh perhatian khusus dan menerapkan aturan yang keras terhadap pelaku kejahatan perikanan yang terorganisir,” sebut Erna seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (25/9/2019).

Baca juga: Susi: Tangkap Kapal yang Sudah Pernah Ditangkap, Apa Kita Kurang Kerjaan?

Norwegia sendiri merupakan salah satu negara yang memprakasai pembentukan HLP.

Erna mengatakan, praktik IUU Fishing membuat nelayan lokal sulit untuk mendapatkan ikan. Selain itu, harga jual yang didapat oleh para nelayan pun menjadi rendah. Untuk itu, dia sepakat bahwa praktik IUU Fishing harus dibasmi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut.

Dia pun mengapresiasi kebijakan perikanan Indonesia yang menaruh perhatian pada keberlanjutan demi kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

“Saya rasa, masyarakat Indonesia harus senang dengan kebijakan perikanan yang telah dibuat pemerintahannya saat ini. Itu adalah kebijakan jangka panjang yang sangat baik untuk seluruh masyarakat yang bekerja dan mendapatkan penghidupan dari laut,” ujar Erna.

Baca juga: Susi Ungkap Kuatnya Lobi Pemain Illegal Fishing, Bagaimana Ceritanya?

Selama beberapa tahun terakhir, Norwegia menjalin kerja sama dengan Indonesia di sektor penyelamatan hutan dan sektor pemberantasan IUU Fishing. Langkah ini telah berkontribusi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut. Oleh karena itu, Erna merasakan pentingnya keterlibatan Indonesia untuk bergabung dalam HLP.

“Norwegia memiliki kerja sama yang baik dengan Indonesia. Saya juga pernah mengunjungi Presiden RI di kantornya. Salah satu isu paling penting yang kami bicarakan ialah tentang laut dan penyelamatan hutan. Terkait isu laut, kita ingin Indonesia ikut serta dalam HLP karena kerja sama yang sudah kita jalin selama ini, terutama dalam memberantas IUU Fishing,” katanya.

Selama ini, Norwegia memberikan dukungan teknologi dan capacity building untuk memberantas IUU Fishing. Selain itu, Indonesia dan Norwegia saling bertukar informasi untuk memberantas kejahatan perikanan lintas batas yang terorganisir.

Baca juga: Triwulan II 2019, KKP Catat PDB Perikanan Naik Jadi Rp 62,24 Triliun

Menurut Menteri KKP Susi Pudjiastuti dalam kesempatan itu menyebut, keberhasian menangkap beberapa kapal buronan internasional oleh pemerintah Indonesia merupakan salah satu buah dari kerja sama tersebut.

Sementara itu menindaklanjuti kerja sama yang baik dalam upaya memberantas IUU Fishing, Norwegia mengajak Indonesia untuk bekerjasama dalam mengatasi permasalahan laut seperti sampah plastik yang mengotori laut dunia saat ini bersama dengan 14 negara yang tergabung dalam HLP.

“Indonesia adalah negara dengan wilayah laut yang sangat besar. Keindahan pulau-pulau dan lautnya luar biasa. Sayangnya, kita melihat permasalahan sampah plastik dan lainnya,” ujar Erna.

Ia mengatakan, Norwegia memiliki kesamaan dengan Indonesia sebagai negara berbasis laut. Dengan banyaknya masyarakat yang mendapatkan penghidupan dari laut, ia mengajak Indonesia untuk memanfaatkan laut secara berkelanjutan. Memastikan bahwa kita sebagai masyarakat dunia tidak menghabiskan sumber daya ikan yang ada, tidak mencemari laut, dan mengelola laut secara berkelanjutan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat.

“Apabila berlibur ke Indonesia, kita tidak ingin melihat laut yang penuh dengan sampah plastik, kita juga tidak ingin memakan ikan yang mengandung plastik," ucapnya.

Baca juga: Keinginan Susi di Penghujung Jabatannya, Bangun Monumen Perlawanan...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com