KOMPAS.com - Industri penerbangan Indonesia kembali mendapat sorotan publik. Bukan karena prestasi atau pelayanan, tapi soal peningkatan tarif yang melonjak secara signifikan. Ujungnya tiket pun mahal.
Pada awal 2019, seluruh maskapai penerbangan dalam kategori di Indonesia tidak lagi menggratiskan bagasi untuk penumpang. Kemudian publik menyoroti maskapai yang tidak kunjung menurunkan harga tiket penerbangan dalam negeri.
Setelah mendapat tekanan dari publik, mulai keluhan di media sosial hingga petisi online, perusahaan penerbangan mulai buka suara soal kebijakan mereka yang menurunkan harga tiket. Beberapa perusahaan mengungkapkan kini mereka sedang punya masalah keuangan.
Baca juga: 1 September, Lion Air Group Lakukan Penyesuaian Tarif Bagasi
Tak pelak, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan instansi terkait harus ikut turun tangan soal mahalnya tiket pesawat ini.
Maskapai nasional berdalih terpaksa menaikkan harga tiketnya lantaran biaya operasionalnya terus membengkak.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia telah “kecanduan” dengan harga tiket pesawat yang murah. Atas dasar itu, keputusan para maskapai menaikkan harga tiket pesawat dirasa membebani masyarakat.
Di tengah “kegaduhan” itu, timbul pertanyaan bagaimana sebuah maskapai menetapkan harga tiket untuk setiap rute penerbangannya?.
Nah faktor apa saja yang diperhitungkan untuk menghitung tarif tiket pesawat? Bagaimana awal penerbangan di Indonesia? Maskapai apa saja yang telah gugur selama ini?
Simak di Visual Interaktif Kompas (VIK) Haruskah Tiket Pesawat Mahal?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.